Mohon tunggu...
Indriani Puspitaningrum
Indriani Puspitaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang introvert yang lebih suka mendengarkan musik sembari menatap langit dibandingkan dugem dengan teman sejawat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fanatisme dalam Dunia K-pop

23 Juni 2022   16:00 Diperbarui: 23 Juni 2022   16:03 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baru-baru ini, trending Twitter diramaikan oleh perkara “Sidang K-Pop”. Beberapa orang penggemar dari sebuah grup K-Pop ternama menggelar Space untuk mengadili seorang hater yang diduga sudah menghina member grup tersebut dengan cukup parah di akun Twitter pribadinya. Bahkan dalam Space tersebut, seorang pembicara mengaku sebagai ibu dari anggota grup K-Pop tersebut dan mengancam hater tersebut dengan berbagai macam jabatan yang anggota keluarganya miliki. Hal ini memancing reaksi dari warganet yang cukup mengecam aksi yang penggemar itu lakukan, apalagi saat penggemar itu mulai menggunakan kekuasaan untuk menindas orang lain. Tentu saja hal ini menambah stigma buruk masyarakat awam mengenai penggemar K-Pop.

Kasus fanatik penggemar K-Pop ini tidak hanya terjadi sekali dua kali. Contohnya pada saat sebuah restoran cepat saji merilis menu kolaborasi dengan sebuah boyband papan atas Korea Selatan pada Juni 2021 lalu, restoran tersebut seketika menjadi tempat paling ramai di tengah-tengah kebijakan PPKM akibat pandemi COVID-19. Kerumunan ini tidak berkurang untuk jangka  waktu yang cukup lama, hingga pihak berwajib akhirnya membubarkan kerumunan massa yang mengantre untuk membeli menu kolaborasi boyband ternama itu.

Namun sebenarnya, apa yang menyebabkan penggemar K-Pop bisa bertindak sejauh itu? Tentu saja sikap fanatisme. Apa itu fanatisme? Fanatisme adalah sebuah sikap/perilaku atau paham terhadap sesuatu secara berlebihan. Fanatisme juga bisa diartikan sebagai keyakinan atau kepercayaan yang terlalu kuat terhadap ajaran, bisa agama, politik, ideologi dan sebagainya. Sikap fanatisme ini tidak hanya ditemui pada penggemar K-Pop, namun juga pada penggemar suatu klub sepak bola, partisipan capres, dan lain sebagainya. Fanatisme menyebabkan banyak dampak negatif salah satunya adalah membuat seseorang menjadi pribadi yang tertutup. Tertutup disini dalam artian tidak mau menerima opini dari orang lain yang menurutnya bertentangan dengan kepercayaannya dan akan melakukan apapun untuk membela apa yang ia percayai dengan cara apapun. Bahkan fanatisme dapat menyebabkan kebencian terhadap kelompok lain tanpa didasari alasan yang jelas.

Penggemar K-Pop dari jaman dahulu memang sudah mendapatkan stigma negatif yang berkaitan erat dengan fanatisme. Namun dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, sudah sepantasnya penggemar K-Pop dapat menjadi pribadi yang lebih terbuka pemikirannya, secara akses informasi sudah sangat mudah di masa sekarang. Jangan sampai grup K-Pop kesayangan kalian menyanyikan lagu mengenai persahabatan, namun penggemarnya saling baku hantam di dunia maya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun