Mohon tunggu...
M Ibrahim Dzakir
M Ibrahim Dzakir Mohon Tunggu... Insinyur - Process Engineer

Mari berbagi dan menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Mata Tertutup"

28 Maret 2019   14:38 Diperbarui: 28 Maret 2019   15:05 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun Rilis : 2011
Sutradara : Garin Nugroho
Produser : Garin Nugroho, Fajar Riza Ul Haq, Asaf Antariksa, Endang Tirtana
Penulis : Tri Sasongko
Pemeran : Jajang C. Noer, M. Dinu Imansyah, Eka Nusa Pertiwi


Film Mata Tertutup merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2011 yang disutradarai oleh Garin Nugroho serta dibintangi oleh Jajang C. Noer, M. Dinu Imansyah dan Eka Nusa Pertiwi. 

Dalam pembuatan film ini menggunakan kamera foto Canon 5D dan pemain-pemain "amatir" yang baru pertama kali bermain film kecuali Jajang C Noer. Biaya produksinya sangat murah, konon sekitar Rp 600 juta. Waktu pengambilan gambar adalah sembilan hari. Seluruh copy yang ditayangkan di bioskop berbentuk Digital Cinema Package (DCP). 

Lewat media film inilah, upaya untuk menyadarkan bahaya fundamentalisme agama, intoleransi, dan budaya kekerasan di kalangan generasi muda dipercaya bisa lebih efektif dilakukan. Untuk itu film ini akan ditayangkan secara digital di sekolah-sekolah, dan pusat-pusat kebudayaan. Dalam produksi film juga ada keterlibatan Ma'arif Institute, yang membawa agenda tentang kehidupan beragama di Indonesia. Melaui Mata Tertutup, Ma'arif Institute sejatinya ingin memberi respons terhadap fundamentalisme beragama, yang dirasa mulai banyak berkembang di generasi muda sekarang. 

Sinopsis

Film ini bercerita tentang tiga orang yang bernama Rima (Eka Nusa Pertiwi), Jabir (M. Dinu Imansyah) dan Asimah (Jajang C.Noer). Rima, Jabir beserta Aini yang merupakan anak dari Asimah terjebak dalam organisasi islam yang bernama Negara Islam Indonesia (NII). NII merupakan organisasi yang bertujuan untuk mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berazaskan pancasila menjadi Negara Islam Indonesia (NII) yang berazaskan syariat. Keterlibatan dari masing-masing dari ketiga orang tersebut mempunyai latar belakang dan alasan yang berbeda

Rima adalah seorang pemuda cantik yang sangat aktif dalam berorganisasi. Dia merupakan seorang pemuda yang cerdas, berpikiran terbuka dan gemar membaca buku-buku "liberal". Keluargannya merupakan keluarga yang berkecukupan dan keluarga sangat mendukung dengan kegiatan anaknya, terutama ayahnya. Namun ia resah karena kecewa dengan kondisi bangsa Indonesia, terutama masalah kesetaraan gender. 

Karena keresahan itulah, dia mengikuti organisasi NII yang diharapkan dapat menjawab keresahan mengenai kesetaraan gender serta mewujudkan negara Indonesia yang berazaskan Islam. Dia pun juga mempunyai pengaruh di dalam kelompok NII dengan merekrut beberapa anggota dengan mempengaruhi para perempuan tentang betapa tidak nyamannya hidup yang sering melecehkan perempuan dan kemudian bisa mengumpulkan sejumlah uang. 

Namun, yang ia dapatkan adalah kekecewaan karena yang didapatkan ternyata di dalam sebuah markas organsisasi, masih terdapat penelentaran anak dan istri oleh suaminya dan tidak ada kesetaraan gender dalam organisasi. Dia pun memutuskan untuk keluar dari organisasi tersebut dan kembali ke rumahnya bersama keluarganya. Dia pun memutuskan untuk aktif dalam organisasi perempuan.

Jabir adalah seorang pemuda yang tampan dan gagah. Dia berasal dari keluarga yang bisa dikatakan tidak memiliki ekonomi yang cukup. Ibunya merupakan seorang buruh kuli di pasar, sedangkan Bapaknya merupakan seorang pemabuk dan tidak bekerja. Bapaknya pun sering sekali meminta uang kepada Ibunya. Jabir pun bahkan dikeluarkan dari pesantren tempat dia belajar karena ibunya sudah tidak sanggup untuk membayar pesantren. 

Setelah Jabir keluar dari pesantren, dia pun bersama sahabatnya pulang ke rumahnya. Pada saat mereka pulang, dia bertemu dengan seorang penjual buku islami. Pada saat bertemu penjual tersebut, penjual itu pun mengajak keduanya ke pengajian. Di pengajian tersebut, Jabir didoktrin di pengajian tersebut untuk melawan pemerintahan Indonesia karena pemerintah tidak bisa mengentaskan kemiskinan. Untuk melawan pemerintahan Indonesia, Jabir diharuskan untuk berjihad di jalan Allah SWT. Jabir pun memutuskan untuk berjihad dengan bom bunuh diri karena Jabir berpikir dengan jihad tersebut, bisa mengantarkan ibunya ke surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun