Mohon tunggu...
iwan muhammadridwan
iwan muhammadridwan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca Kompas

Penikmat karya seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Abdimas Prodi DKV ARS Unversity: Identitas Karya Mural sebagai Karakter Pendukung Lingkungan Pariwisata Kota Bandung

15 Januari 2020   21:35 Diperbarui: 26 Februari 2020   16:26 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BANDUNG 8 -- 10 Januari 2020. Puluhan mahasiswa prodi DKV Fakultas Ilmu Komunikasi dan Desain ARS University didampingi para dosen melakukan kegiatan melukis dinding atau mural di sepanjang jalan Bukit Raya kelurahan Ciumbuleuit kecamatan Cidadap kota Bandung pada Rabu hingga Jumat  pekan lalu.

Dengan mengangkat tema pariwisata dengan motif geometric pattern, kegiatan tersebut didukung langsung oleh pemerintah setempat baik dari kelurahan Ciumbuleuit maupun kecamatan Cidadap.

"Dinding ini kami ubah menjadi objek pariwisata dengan konsep geometric pattern. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitar yang masih rimbun dengan dedaunan. Warna juga kami sesuaikan dengan dominasi warna hijau," ujar Irfan Septiadi, mahasiswa DKV ARS University yang mengetuai kegiatan visual mural tersebut.

Lanjut Irfan, proses pembuatannya terlebih dahulu mereka sediakan mattress untuk sketsa awal yang kemudian dipolakan pada dinding pembuatan mural. Setelah terpolakan, lantas segitiga geometris tersebut diwarnai sesuai dengan pola yang telah dirancang secara digital. Irfan berharap, kegiatannya bisa didukung oleh masyarakat sekitarnya untuk bisa menjaga kebersihan mural yang mereka buat agar terhindar dari vandalism.

Panji Firmansyah yang merupakan dosen pembimbing dalam kegiatan tersebut berbicara tentang seni mural. Menurutnya kita bisa telusuri ke arah tradisi seni jaman Renaissance  abad 19 Masehi yang pada jaman itu teknologi seni lukis belum secanggih saat ini dengan kelengkapan kanvas dll. yang mudah didapat, dan saat itu karya seni memang diarahkan untuk kepentingan ibadah, seperti simbol-simbol ibadah di greja, basilica dan sebagainya, lantas karya seni itu masuk pada ranah tersebut.

Setelah seni rupa itu berkembang dan menjadi aspek keilmuan sendiri, termasuk seni lukis sendiri dan akhirnya beberapa aspek seni lukis sendiri salah satunya mural yang saat ini masih diaplikasikan hingga saat ini.

"Secara praktik seni mural sudah dimulai sejak abad 15 Masehi dan terus dipraktekan lagi jaman sekarang mulai dari abad 19, 20, 21 hanya saja konteksnya sudah berbeda, bisa jadi sekarang seni mural sudah masuk pada ranah seni lingkungan atau environment art  dan seni public," tuturnya.

Berbicara tentang genre  mural Panji menuturkan, semenjak runtuhnya modern art di pertengahan abad ke-20 yang terus digaungkan dengan seni rupa kontemporer, kita (red: seniman) merayakan kebebasan berekspresi, kebebasan visual, mungkin ada yang suka dengan figurative, tipografi yang kemudian dikenal dengan graffiti atau juga pattern atau pola-pola yang sekarang dikerjakan oleh para mahasiswa kami yakni geometrik. Kalau hari ini malah tembok-tembok genre itu sudah hancur, yang ada lebih pada visi sang creator dalam menciptakan karya seninya.

Dalam lima tahun terakhir, mural ini banyak dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan seperti caf, mall, toko-toko, provider yang membuat mural di tembok rumah-rumah public atau ruang terbuka lainnya. Dalam pemanfaatannya Panji menggarisbawahi bahwa mural memiliki dua aspek yang sangat menonjol yakni sisi artefak dan sisi prosesnya. Ketika dia sudah menjadi artefak artinya sudah jadi karya dan dinikmati orang banyak, mural yang merupakan tradisi dari seni rupa yang mempunyai kakrakter genetic estetika secara tidak langsung dia mempengaruhi sekitarnya, terutama dari sisi  warna-warna yang digunakan, tema-tema yang diusungnya dan lain sebagainya.

Inilah yang kemudian dipakai oleh banyak orang untuk bisa merekonstruksi lingkungannya, semisal menaikan daya jual. Maka bisa dikatakan sangat mendukung jika seniman atau pemangku kebijakan yang ingin mengubah suatu lingkungan melalui mural ini. Yang kedua adalah prosenya, seni mural ini dikatakan seni partisipatoris atau seni yang saling berkontribusi dalam pembuatannya. Artinya dari segi interaksi pun seni mural ini sangat menguatkan hubungan emosional di antara para creatornya.

Manfaat dari seni mural, menurut dosen yang merupakan lulusan S2 Seni Rupa ITB ini yakni dari segi artistic bisa memberikan dampak suasana lingkungan lebih artistic, mungkin juga bisa menjadi solusi vandalism untuk masyarakat urban sekarang. Hal ini juga bisa menjadi sebuah referensi bahwa corat-coret juga bisa menjadi sebuah karya yang bagus dan bermanfaat. Pungkasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun