Mohon tunggu...
iwan muhammadridwan
iwan muhammadridwan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca Kompas

Penikmat karya seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ARS University Membuka Jalan bagi Pelaku UMKM Mempromosikan Produk Kreatifnya

8 Desember 2019   08:26 Diperbarui: 8 Desember 2019   15:34 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 Sejumlah Mahasiswa ARS University didampingi para dosennya melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Yayasan Sunan Gunung Geulis kawasan Jatinangor Sumedang Jawa Barat. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari matakuliah Sistem Informasi yang mereka pelajari di bangku kuliah. Di samping mengikuti perkuliahan, mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk mengaplikasikan apa yang telah didapatkannya di masyarakat agar para mahasiswa terlatih saat mereka terjun langsung ke masyarakat. Tujuannya yakni mahasiswa maupun dosennya bisa mengembangkan teknologi digital yang saat ini menjadi hal penting dalam kehidupan masyarakat, untuk bisa diaplikasikan di masayarakat agar para pelaku usaha bisa terbantu. Sebagaimana yang diutarakan Abdurahman Fauzi selaku pembimbing kegiatan PMK tersebut didampingi dosen lainnya Iwan Muhammad Ridwan.

Sementara itu program PKM yang dilaksanakan dalam dua minggu tersebut diisi oleh sejumlah kegiatan seperti pembuatan konten video promosi mengenai produk yang dibuat oleh masyarakat dalam Yayasan Sunan Gunung Geulis, pembuatan website dan web desain, pembuatan sosial media, pembuatan online shop. Hal tersebut dilakukan untuk mendorong pelaku UKM di yayasan tersebut agar lebih mudah dalam mempromosikan hasil karyanya yang cukup beragam. Adapun karya yang dibuat mulai dari kreativitas seperti imitasi hiasan rumah semacam bunga, vas bunga, hingga kuliner khas Jawa Barat, seperti yang diutarakan Rezario, salah seorang mahasiswa yang mengelola kegiatan tersebut.

"Adapun progresnya akan terus berlanjut seiring dengan perkembangan karya yang dihasilkan oleh warga yang tergabung di Yayasan Sunan Gunung Geulis ini," tambahnya.

Yayasan Sunan Gunung Geulis sendiri didirikan oleh Iip Syarifudin  sejak bulan November 2018, berawal dari keprihatinan terhadap kondisi masyarakat sekitarnya yang kurang mendukung. Adapun kegiatan yang dilakukan yakni seputar keagamaan, pendidikan dan sosial. Masyarakat yang tergabung di dalam kegiatan tersebut mulai dari anak-anak TK, SD, SMP hingga SMA yang masing-masing memiliki jadwal pengajian khusus tiap harinya. Adapun para orang tua ataupun ibu-ibunya digiring pada program Sekolah Ibu, yang berisi pengajian dan kreativitas yang menghasilkan sejumlah kerajinan tangan baik itu berupa hiasan, semacam bunga kertas, vas bunga, hingga kuliner sesuai kemampuan masyarakat itu sendiri.

"Kreativitas ini dari mereka, untuk mereka dan oleh mereka, prinsifnya siapa memiliki kemampuan apa mari kita kerjakan bersama-sama," tuturnya seraya tersenyum lebar. Intinya Iip menginginkan masyarakat di lingkungannya berkumpul dengan melakukan hal-hal yang positif. Sementara output dari hasil karya mereka selama ini masih tergolong belum maksimal. Terkadang belum sampai keluar, produk yang dihasilkan sudah terjual habis oleh mereka sendiri. Di samping itu juga produk yang dihasilkan secara kuantitas masih belum terbilang banyak.

Sejauh ini Iip mengatakan yayasan yang dimotorinya belum pernah menerima bantuan dalam bentuk apapun dari pihak manapun baik pemerintah maupun pihak lain. Sekalipun demikian Iip berharap Yayasan Sunan Gunung  Geulis bisa terdaftar di Dinas Sosial setempat maupun pemerintah daerah.

Terkait program mahasiswa dan dosen ARS University dirinya mengapresiasi dengan baik pada apa yang terlah dilakukan tim tersebut. Mudah-mudahan bisa membantu perkembangan Sekolah Ibu ini untuk meningkat pada home industri. Iip berharap semua warga yang tergabung dalam Sekolah Ibu bisa mengembangkan setiap bakat yang dimilikinya, sehingga apa yang diproduksinya bisa dijual ke pasar yang lebih luas dan tentunya sudah memiliki kualitas produk yang baik. Diakuinya sejauh ini produk yang dihasilkan oleh mereka yang mengikuti Sekolah Ibu belum memenuhi standar mutu produk untuk dipasarkan, untuk itu Iip mengharapkan ada kontribusi dai pihak lain yang memberikan pelatihan keterampilan.

Iip berharap bagaimana masyarakat bisa berdaya saing dengan bangsa lain yang bisa memproduksi segala sesuatu dengan harga yang murah. Iip merasa prihatin dengan nasib produk lokal yang kalah bersaing dengan produk impor yang harganya dianggap lebih murah. Sekalipun demikian dirinya tetap optimis untuk bisa memajukan masyarakat di sekitarnya agar bisa memiliki kompetensi pada bidang-bidang yang bisa mereka kembangkan. (Iwan M. Ridwan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun