Mohon tunggu...
Ihya Ulumudin
Ihya Ulumudin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Penggiat pendidikan dan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Olahraga dan Kesehatan Mental, Adakah Kaitannya?

19 Oktober 2022   18:24 Diperbarui: 19 Oktober 2022   18:26 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kita semua tahu bahwa olah raga membuat tubuh menjadi lebih sehat dan menjadi lebih baik. Ini meningkatkan kepercayaan diri bagi orang-orang yang membutuhkan citra diri yang lebih baik lagi. Selain itu olah raga mencegah timbulnya penyakit fisik bagi sebagian orang.

Sementara hampir semua penelitian tentang olah raga difokuskan pada fungsinya yang menunjukkan efek positif pada fisik. Semakin banyak penelitian yang berusaha membuktikan bahwa olah raga juga baik bagi kesehatan mental.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Duke University bersama dengan penelitian serupa lainnya membuktikan bahwa olah raga dapat membantu mengobati depresi bagi 60% dari semua peserta. Hasil ini serupa dengan jumlah total peserta yang menggunakan obat-obatan untuk mengobati mereka dari depresi

Namun, kita tidak harus menjadi penderita penyakit mental dulu untuk mendapat manfaat dari olah raga. Kita dapat meningkatkan rasa sehat mental kita dengan berjalan di treadmill atau dengan menggabungkan yoga dan meditasi.

Di satu sisi, olah raga dapat digunakan sebagai media potensial untuk menjaga perkembangan kondisi psikologis dan emosional agar stabil.

Ada tiga dimensi yang bisa kita ketika hendak mengetahui manfaat olahraga bagi kesehatan mental seseorang.

Satu teori menunjukkan bahwa latihan fisik atau olah raga dapat merangsang bagian otak untuk melepaskan endorfin. Kegiatan yang lebih mungkin memicu pelepasan endorfin adalah berenang, ski lintas alam, berlari, bersepeda, aerobik, sepak bola, dan bola basket.

Endorfin sebanding dengan opiat dengan cara yang menyerupai morfin. Endorfin dapat bekerja dalam dua cara- sebagai pereda nyeri (yang diproduksi sebagai respons terhadap tekanan yang disebabkan oleh pekerjaan fisik atau stres) dan sebagai penambah kesehatan. Namun, tidak ada data pasti yang dapat mendukung klaim ini.

Di sisi lain, olah raga juga ditemukan memicu pelepasan hormon norepinefrin, dopamin dan serotonin. Semua ini diketahui membantu meningkatkan suasana hati dan sebenarnya merupakan efek utama dari Prozac, antidepresan yang dikenal.

Peningkatan hormon ini dapat diamati dengan baik dalam kondisi yang dikenal sebagai runner's high. Perasaan ini, setelah olah raga yang cukup lama, terkait secara langsung dengan peningkatan jumlah hormon tersebut. Namun, masih belum ada studi konklusif yang membuktikan bahwa perbaikan suasana hati dapat difasilitasi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Aspek lainnya adalah aspek fisiologis. Hampir semua perasaan yang kita kaitkan dengan kesehatan mental berasal dari evaluasi pribadi kita tentang bagaimana perasaan tubuh kita. Katakanlah misalnya, jika kita menganggap sakit perut sebagai bentuk stres maka kita akan merasa stres (dan kadang-kadang bahkan depresi) setiap kali perut kita sakit.

Demikian juga, olahraga dapat membuat perasaan seperti relaksasi otot dan pernapasan lebih mudah yang kita kaitkan dengan perasaan sehat mental atau rohani. Meskipun korelasi ini belum memiliki landasan ilmiah yang lebih baik, kita masih tidak dapat menyangkal fakta bahwa ketegangan otot dan peningkatan aliran darah sejalan dengan kebugaran fisik.

Belum ada yang tahu bagaimana tepatnya olah raga mempengaruhi kesehatan mental. Tetapi sudah umum di antara pasien penderita gangguan mental bahwa olah raga adalah cara yang baik untuk meningkatkan suasana hati mereka.

Faktanya, menurut survei yang dilakukan oleh Charity Mind hampir dua pertiga dari semua orang yang mengatakan bahwa mereka menggunakan olahraga untuk menghilangkan gejala stres dan depresi percaya bahwa olah raga benar-benar berhasil menghilangkan gejala tersebut dari mereka.

Untuk memperkuat anggapan tersebut kita bisa menyebut hasil penelitian dari The Lancet Psychiatry yang menyatakan bahwa berolahraga selama sekitar 45 menit tiga sampai lima kali dalam seminggu, akan bermanfaat cukup besar bagi Kesehatan mental.

Namun demikian, belum ditemukan bagaimana ini terjadi.  Untuk saat ini, tetap merupakan kebenaran bahwa orang mendapat manfaat dari olahraga dalam kaitannya dengan kesehatan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun