Mohon tunggu...
Ihsan Natakusumah
Ihsan Natakusumah Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Laku urip
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berbuat Baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Informasi Sesat di Balik Kabar Pelemahan Rupiah dan Penyelenggaran IMF-Bank Dunia

6 Oktober 2018   14:04 Diperbarui: 6 Oktober 2018   14:06 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu senjata pihak oposisi untuk menyebarkan informasi sesat di masyarakat adalah dengan merangkai satu cerita fiksi yang dibumbui dengan 'setting' peristiwa-peristiwa yang sebenarnya tidak saling terkait. Rangkaian peristiwa itu disambung-sambungkan sehingga menjadi wacana utuh yang digunakan untuk menjatuhkan pemerintah.

Bagi awam, seakan cerita itu masuk akal dan dipercaya sebagai kebenaran. Padahal kenyataannya, informasi tersebut cenderung konspiratif dan sesat.

Parahnya, masyarakat kita terbiasa untuk tidak memverifikasi informasi yang diterima. Sehingga informasi yang sesat itu biasanya langsung langsung ditelan mentah-mentah saja. Ini yang membawa efek luar biasa penyebaran informasi hoax di media sosial.

Misalnya, kita lihat dari upaya pihak oposisi untuk menyudutkan pemerintah belakangan ini. Melalui portal media online yang terafiliasi dengan kubu oposisii, mereka mengaitkan cerita antara melemahnya Rupiah pada pekan ini dengan penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting di Bali. Juga dikaitkan dengan ketidakmampuan Presiden Jokowi dalam memimpin tim ekonominya.

Semua rangkaian di atas ditujukan untuk membentuk wacana seolah pemerintahan Presiden Jokowi tunduk kepada IMF-Bank Dunia, perekonomian dikuasai asing, Rupiah melemah sehingga rakyat sengsara, dan pemerintahan Jokowi ingkar janji. Wacana sesat itu yang ingin diarahkan kepada masyarakat oleh pihak oposisi.

Padahal, antara pelemahan Rupiah, penyelenggaran pertemuan IMF-Bank Dunia, dan kinerja tim ekonomi Jokowi merupakan rangkaian yang tak terkait secara langsung. Beberapa hal justru memilliki faktor latar belakangnya masing-masing, sehingga tak bisa dirangkai seenaknya. Itu adalah informasi hoax yang menyesatkan.

Pelemahan nilai tukar Rupiah pada pekan ini terjadi karena berbagai faktor eksternal perekonomian global. Yaitu, munculnya sentimen akibat defisit anggaran Italia, lonjakan harga minyak mentah, dan perang dagang AS-Cina.

Sementara faktor internal/domestik sama sekali tidak mempengaruhi pelemahan Rupiah. Hal ini menunjukkan ekonomi nasional tidak bermasalah, namun Pemerintah dan Bank Indonesia akan tetap mengantisipasi dan menanggulangi secara tepat dampak ekonomi global terhadap ekonomi dalam negeri.

Dewasa ini, negara-negara lain juga mengalami situasi sulit menghadapi ekonomi global yang tidak menentu. Sehingga bukan hanya Indonesia yang harus berjuang mempertahankan perekonomian, tetapi juga negara berkembang lainnya bahkan negara maju merasakan dampaknya.

Situasi ini harusnya juga diketahui oleh para anggota parlemen di Senayan. Setiap kebijakan pemerintah di bidang ekonomi juga selalu berada dalam pengawasannya, bahkan sebagian kebijakan harus disetujui bersama. Maka sangat lucu bila ada anggota DPR RI yang mengaku lepas tangan dengan kondisi di atas.

Hal itu karena sebelumnya ada salah satu anggota DPR RI dari fraksi Gerindra yang menuduh Presiden Jokowi tak mampu mengelola ekonomi. Ia bahkan menyebutkan bahwa fundamen ekonomi Indonesia sudah salah urus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun