Mohon tunggu...
Ihsan Natakusumah
Ihsan Natakusumah Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Laku urip
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berbuat Baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintahan Jokowi Bangun 10 Unit Pabrik Gula untuk Tingkatkan Produktivitas dan Mengurangi Impor

28 September 2018   12:26 Diperbarui: 28 September 2018   12:51 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemerintahan Presiden Joko Widodo selalu mendorong kemandirian bangsa Indonesia di berbagai bidang. Salah satunya pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus berupaya agar swasembada gula tercapai sehingga terlepas dari ketergantungan impor.

Untuk mengatasi ketergantungan impor gula, pemerintahan Presiden Jokowi menargetkan adanya pembangunan pabrik gula sebanyak 10 unit di beberapa daerah. Impor gula saat ini sekitar 3,6 sampai 4 juta ton, dan nilainya mencapai Rp 10 triliun. Ini yang harus diselesaikan dengan dibangunya pabrik gula, sehingga volume impor bisa turun.

Pada tahun 2018 ini, telah mulai membangun pabrik gula di Kab. Bombana, Sulawesi Tenggara dengan kapasitas 12.000 tcd. Kapasitas ini merupakan yang terbesar di Indonesia, dengan nilai investasinya mencapai Rp 5 triliun.

Hingga saat ini, pemerintah telah membangun pabrik gula di 6 lokasi berbeda yang tersebar di Sumatera Selatan, Lampung, Dompu, dan Jawa Timur. Sedangkan, yang di Bombana ini merupakan lokasi yang ke-6. Bahkan sudah ada lagi cikal bakal untuk dibangun pabrik gula di daerah lainnya.

Dalam mewujudkan swasembada gula ini, Kementan membuat grand design untuk pembangunan pabrik gula ke depan yang sistematis, yakni dengan tingkatkan luas lahan, produktivitas, rendemen, kemudian bagaimana pabriknya. Semuanya akan dijalankan melalui metode yang modern, serta di bawah pengawasan para ahli.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementan akan memberikan ruang bagi petani untuk menjadi plasma. Hal ini akan selaras dengan tujuan pemerintah untuk menunjang dan meningkatkan produktivitas.

Dewasa ini, rata-rata produktivitas tebu nasional 60 sampai 70 ton per ha dengan rendemen 8 persen. Pemerintah akan meningkatkan produktivitasnya menjadi 100 ton per ha dengan rendemen 10 persen. Untuk mewujudkan ini, Kementan melibatkan ahli dari India, IPB, Unhas dan ahli dari Kementan, semua berkumpul membuat rancangan percobaan penelitian

Dengan langkah seperti itu, kita sangat optimis dengan industri gula Indonesia di masa depan. Dengan kinerja nyata dari pemerintahan Presiden Jokowi, sedikit demi sedikit, Indonesia mulai lepas dari ketergantungan impor, menuju kemandirian bangsa dan negara. Kita patut mendukung proses ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun