Mohon tunggu...
Ihsan Natakusumah
Ihsan Natakusumah Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Laku urip
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berbuat Baik

Selanjutnya

Tutup

Money

Presiden Jokowi Berkomitmen Memperkuat Keuangan dan Ekonomi Syariah di Indonesia

20 September 2018   16:31 Diperbarui: 20 September 2018   16:32 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sektor keuangan dan ekonomi syariah sedang naik daun di Indonesia. Menanggapi itu, Presiden Joko Widodo meminta Komite Nasional Keuangan Syariah untuk menyiapkan langkah-langkah mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi syariah.

Pemerintahan Presiden Jokowi sangat serius ingin menggarap potensi dari sektor keuangan dan ekonomi syariah ini. Hal itu karena peningkatan sektor keuangan ini cukup menjanjikan.

Menurut catatan data pemerintah, aset perbankan syariah terus meningkat tiap tahunnya, yaitu tercatat Rp 435 triliun atau 5,8 persen dari total aset perbankan Indonesia. Selain itu, angka pemanfaatan pasar modal syariah juga diklaim membaik.

Harus kita ketahui, Indonesia adalah penerbit terbesar international sovereign sukuk, 19 persen pangsa pasar Indonesia dari seluruh sukuk yang diterbitkan berbagai negara lain.

Kemudian, pemanfaatan ekonomi syariah selama ini banyak digunakan untuk kegiatan konsumsi, dibandingkan untuk investasi produktif. Dari data yang diperoleh pemerintah, terdapat 41,8 persen pembiayaan syariah yang digunakan untuk konsumsi. Sedangkan untuk modal kerja dan investasi masing-masing baru mencapai 34,3 persen dan 23,2 persen.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar saja. Perkembangan ekonomi syariah ini harus bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang produktif, sebab banyak potensi yang bisa dikembangkan, misalnya dari industri fashion busana muslim, industri makanan halal, farmasi, dan pariwisata.

Dari segi konsumsi pangan, Indonesia memiliki tingkat konsumsi makanan halal terbesar di dunia. Negara ini juga masuk ke dalam 5 besar negara dengan konsumsi produk obat-obatan dan kosmetik halal terbesar di dunia.

Kemudian, dalam konsumsi busana muslim,  Indonesia merupakan pasar terbesar kelima di dunia. Sedangkan dalam ekonomi pariwisata, Indonesia menduduki peringkat keempat dengan jumlah kunjungan turis terbanyak dari anggota OKI.

Potensi sektor pariwisata ini masih sangat menjanjikan. Pengeluaran wisatawan muslim 2016 mencapai US$ 169 miliar atau 11,8 persen dari pengeluaran wisata global.

Semua itu adalah potensi yang bisa digarap oleh sektor keuangan dan ekonomi syariah. Presiden Jokowi berkomitmen untuk mengawal agar kita bisa menjadi penggerak utama ekonomi syariah.

Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, potensi keuangan dan ekonomi syariah memang sangat besar. Sayangnya, selama ini masih dipandang sebelah mata. Kini kita harus mulai melirik potensi itu, agar perekonomian nasional kita tumbuh dan pasarnya bisa berkembang dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun