Mohon tunggu...
Ihsan Natakusumah
Ihsan Natakusumah Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Laku urip
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berbuat Baik

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemerintahan Presiden Jokowi Kebut Elektrifikasi Listrik 99,9 Persen

20 September 2018   07:30 Diperbarui: 20 September 2018   08:47 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Distribusi energi yang adil dan merata menjadi salah satu fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo pada periode pertama ini. Hal itu mengingat masih banyaknya rakyat yang belum menikmati aliran listrik.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menyampaikan bahwa saat ini sebanyak 3 persen atau 7,5 juta masyarakat Indonesia belum menikmati listrik. Oleh sebab itu, pemerintah akan berupaya memenuhi hak mereka, yang ditargetkan rampung akhir 2019.

Pemerintahan Presiden Jokowi bertekad agar tahun depan rasio elektrifikasi di seluruh Indonesia mencapai 99,9 persen. Dengan begitu diharapkan tidak ada lagi daerah yang tak dialiri listrik.

Kondisi saat ini sebenarnya sangat ironi dan menyedihkan jika membiarkan tiga persen masyarakat tidak mendapatkan energi listrik, sementara kapasitas pembangkit listrik surplus. Apalagi ditambah lagi dengan adanya 8,5 gigawatt sudah masuk tahap operasional atau commercial operational date (COD) tahun ini.

Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan target elektrifikasi itu, sejumlah langkah telah dilakukan. Di antaranya melalui subsidi biaya penyambungan listrik. Tahun ini program itu telah dinikmati 100 ribu orang dengan daya 450 VA.

Kemudian, pada tahun 2019 mendatang, pemerintah telah mengusulkan tambahan 2,4 juta pelanggan baru yang sambungannya gratis supaya mereka bisa menikmati listrik. Lebih spesifik, subsidi pemasangan listrik ini ditargetkan kepada warga yang tidak mampu.

Terlepas dengan kondisi tersebut, pada dasarnya sejak 2014 lalu pertumbuhan energi kelistrikan sangat baik. Buktinya, rasio kelistrikan mampu naik menjadi 97,5 persen hanya dalam waktu 4 tahun dan tidak ada lagi defisit.

Sebelumnya, menurut Renstra (Rencana Strategis) Kementerian ESDM pada rentang tahun 2010-2014, rasio elektrifikasi hanya 67,15 persen. Dengan begitu telah ada peningkatan 30,35 persen elektrifikasi selama masa pemerintahan Presiden Jokowi saat ini.

Penambahan rasio elektrifikasi tersebut bisa dikatakan sangat signifikan dan progresif. Langkah kebijakan Presiden Jokowi mampu mengatasi dua masalah kelistrikan sekaligus, yakni soal pasokan dan distribusi yang merata.

Kita berharap ke depan semua wilayah dan seluruh rumah tangga di Indonesia teraliri oleh listrik dari PLN. Hal itu sangat penting karena selain membantu penerangan, listrik bermanfaat untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.

Mari kita pastikan Presiden Jokowi melanjutkan program elektrifikasi ini ke depannya. Oleh karena itu, kepastian bahwa pemerintahan Presiden Jokowi dapat berlanjut ke periode kedua adalah jawaban yang tak bisa dielakkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun