Mohon tunggu...
Ihsan Nursidik
Ihsan Nursidik Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Part Time

Memikirkan yang tidak biasa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ragu

7 Juni 2022   23:55 Diperbarui: 7 Juni 2022   23:57 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Selepas pergi tanpa pamit, namun dengan kesan intim. Kau menutup obrolan hari ini untuk bermalam, mengistirahatkan sendi-sendi yang penat ditimpali kehidupan, dengan rela berkeringat meski keringat dingin yang mencuat.

Hari ini ada keluh yang sempat menyerempet manahku, berkena "ragu". Sedikit obrolan itu membuatku ingin menulis, mencurahkannya dalam senandung tanpa bunyi, birama tanpa nada, laiknya lirik tanpa musik. Sejumput refleksi untuk sejenak mencegah pikiran berlebihan membanjiri malamku ini.

Dalam lirihmu, meski sedikit dapat terdengar riangku bayangkan. Namun cukup membekas, ketika kau membincang ragu dalam suatu hubungan. Terangkai aforisme mengenai manusia dan ketidakpastiannya. Ya, sebuah kemanusiaan yang pelik, yang pada umumnya kita selalu meragu dan tak menentu padanya.

Malam ini aku bergumam pada diri, sambil menekan-nekan layar berisikan huruf tersusun querty dipojok kiri bawahnya.

Mungkinkah ini tanda dari kekejaman prasangka? Kekejaman yang lahir dari ketidaktahuan, yang memerangi nalar sehat. Mungkinkah demikian? Bahwa ragu telah menjadi sumbatan yang menengahi, namun bukan sebagai pendamai, melainkan yang membuat senyum menyeringih.

Ragu selalu menjadi sandungan dari setiap kepercayaan, dengannya, orang tersentak namun berdiri kembali mantap atau terperosok ke lahan. Keraguan adalah cara setiap orang menilai ketidakpastian, dan sayangnya kita sebagai manusia selalu dipaksa meragu kepada setiap hal, karena sejatinya kepastian hanyalah milik zaman kesudahan. Dan kita bergerak terus menempuh ketidakpastian dan meninggalkan kepastian-kepastian yang tak lagi dapat dirubah.

Sayang? Apakah engkau masih mengira bahwa aku adalah sesosok yang masih pantas untuk diragukan? Bila iya, maka aku benarkan demikian. Sebab aku pun selalu khawatir atas aku di masa depan seperti apa. Apakah aku akan tetap seperti yang sekarang, atau berubah dalam lompatan 180 derajat? Kita tak pernah tau menyangkur hal yang demikian.

Namun bila engkau jawab tidak, maka aku tidak akan ragu untuk mengeluarkan usaha menjadi AKU yang sempat kita sepakati bersama. Tidak ragu untuk menyakini AKU yang pantas untuk terus engkau cintai. Dan tidaklah ragu untuk menerima AKU yang memang engkau ingini adanya. Aku tidak akan pernah ragu lagi untuk itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun