Di era digital 4.0 ini, minat membaca buku dikalangan pelajar semakin hari semakin memprihatinkan, dengan melesatnya perkembangan smartphone menjadikan buku sebagai pilihan kedua untuk membaca dan memperoleh suatu informasi, Â hal ini tentunya akan menjadi suatu kebiasaan yang tidak baik di masa yang akan datang.Â
Perkembangan suatu teknologi memang sangat banyak memberi manfaat untuk kita semua, manun dibalik itu juga pesatnya perkemangan teknologi dapat menjadi bumerang jika kita tidak pandai dalam mengaplikasikan teknologi tersebut dan. Juga kurangnya pemahaman tentang literasi dikalangan siswa menjadi salah satu pemicu turunnya tingkat minat dalam membaca.
Berdasarkan  informasi Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019.Â
"Tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor 62," ujar Staf ahli Menteri dalam negeri (Mendagri), Suhajar Diantoro pada Rapat kordinasi nasional bidang perpustakaan tahun 2021.Lebih lanjut, Kepala Perpusnas M Syarif Bando mengatakan persoalan Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi.
Seperti yang kita semua ketahui bahwa banyak sekali manfaat dalam kegiatan membaca sebuah buku, bukan hanya bisa menambah suatu ilmu pengetahuan, namun juga dapat menambah kosa kata, meningkatkan kualitas memori, meningkatkan fokus dan konsentrasi bahkan dapat mambantu memperlancar dalam berbicara di depan umum.Â
Itu dikarenakan buku merupakan sumber berbagai informasi yang dapat membuka wawasan kita tentang berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun aspek-aspek kehidupan lainnya.
Menumbuhkan minat membaca tidak semudah seperti membalikan kedua telapak tangan, tentunya terdapat proses panjang yang tidak mudah untuk dilewati.Â
Berdasarkan pengamatan saya dari para siswa siswi kelas 7 MTs Al-Islam, hasilnya menyatakan bahwa sebagian besar para siswa siswi tersebut tidak punya minat sama sekali dalam membaca sebuah buku, dalam hal ini perlu beberapa strategi untuk bisa membangkitkan minat dalam membaca buku, bukan hanya sekedar memberi mereka buku dan membiarkan mereka membaca, akan tetapi perlu adanya strategi khusus yang perlu dilakukan oleh seorang guru
Berbicara soal menumbuhkan minat membaca, hal yang perlu di ketahui adalah minat dan bakat apa yang terdapat pada para siswa siswi tersebut, karena seperti yang kita tahu bahwa setiap siswa punya keunikannya masing-masing, hal ini dapat menjadi sasaran untuk memancing para siswa untuk membaca sesuatu tentang minat mereka terlebih dahulu, entah membaca di web google, buku atau yang lainnya, dengan demikian para siswa terebut tidak mendapat paksaan saat membaca, ini akan menimbulkan sedikitnya kenyamanan dalam membaca.
Amatilah siswa hingga mereka menemukan bacaan yang pas menurut karakter mereka, tahap selanjutnta adalah wajib membaca dari sebuah buku, sediakan lah buku-buku untuk siswa tersebut atau menyuruh siswa membawa buku bacaan mereka sendiri. Dengan demikian insyaallah sedikit demi sedikit dalam diri mereka akan merasa selalu haus akan ilmu pengetahuan tentang minat atau hobi meraka yang mereka tidak ketahui. Sehingga timbullah minat membaca dalam diri para siswa tersebut.
Kegiatan tersebut telah terlaksana sebagian di sekolah MTs Al-Islam selama kegiatan KKN UPI 2021 gelombang 2, dan dalam pengamatan Alhamdulillah siswa lebih senang dengan strategi tersebut dari pada hanya memberikan buku gratis yang tidak sesuai minat mereka. dengan terlaksananya sebagian program tersebut selama KKN di sekolah MTs Al-Islam diharapkan siswa dan masyarakat lain yang sudah membaca artikel ini dapat mengetahui dan memahami tips dan trik menumbuhkan minat baca di atas untuk bekal hari ini dan suatu saat nanti. Dan juga menjadi inspirasi bagi guru-guru di seluruh sekolah di Indonesia.
