Mohon tunggu...
IKHSAN SETYO WIBOWO
IKHSAN SETYO WIBOWO Mohon Tunggu... -

Semangat Pemuda Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Orde Taubat Dalam Perjalanan Panjang

4 November 2014   15:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pintu Rumah Surga

Sebuah kisah yang penuh pelajaran berharga dan motivasi dalam kehidupan, disajikan kisah seorang pemuda yang sejak kecil kurang ilmu agama dan dalam pergaulan bebas, sebut saja namanya Sandy. Dalam perjalanan waktu, usia muda bergelut dalam kemaksiatan. Akhirnya bertemu dengan seorang gadis dari kota yang kebetulan juga salah dalam pergaulan, sebut saja namanya Mulan. Singkat cerita, mereka menikah karena sudah terlalu banyak kemaksiatan yang mereka berdua lakukan. Berjalannya waktu, keluarga yang mereka bangun semakin hari dalam kekacauan. Kerjaan Sandy terbengkelai sehingga dipecat dan Mulan selalu berfoya-foya walau sedang mengandung. Semakin hari semakin runyam dan mengalami kebangkrutan, hutang dengan Roy (teman Sandy) pun menumpuk. Sandy dan Mulan pun harus hidup dalam kesederhanaan, Sandy bekerja sebagai buruh bangunan dan tukang rosok, dan Mulan pun melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Andra yang mereka sayangi.

Karena sifat Mulan yang meterialistis dan belum berubah, maka bermulalah tragedi yang membuat semakin kacau keluarga mereka. Mulan pergi meninggalkan rumah dengan seorang laki-laki, Andra ditinggal dirumah keluarga dikampung dan menitipkan surat kepada Sandy agar menceraikannya. Dalam kegelisahan Sandy berusaha sebagai single parent dibantu keluarganya, bersamaan dengan itu Sandy kecelakaan tabrak lari dan harus dirawat dirumah sakit karena cedera kaki dan wajahnya. Dalam keadaan yang serba terbatas, hutang Rp. 15.000.000,- kepada Roy pun dalam jatuh tempo. Dalam keadaan setengah sadarnya terbayang anaknya, orang tuanya, dan juga kesalahan-kesalahannya, sehingga mendorong hatinya untuk segera bertaubat.

Perjalanan taubat Sandy mulai dari meminta maaf kepada kedua orang tua dan saudara-saudaranya, memulai sholat dan membaca Al Qur’an yang telah lama ditinggalkannya. Setelah pulang dari rumah sakit, datanglah tamu yang ternyata teman lama Sandy, yang berprofesi sebagai seorang ustad di sebuah Pondok Pesantren Yayasan Muhammadiyah. Sebut saja Ustad Anta (pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Al Ihsan asrama putri), yang datang bersama Ustad Arta (pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Al Ihsan asrama putra, teman dari Ustad Anta) bertujuan menjenguk keadaan Sandy dan memberitahukan bahwa Ustad Arta mau konsentrasi dalam memdidik dan membimbing santri maka beliaumembutuhkan teman kerja untuk menjalankan pengelolaan group usaha ekonomi pondok pesantren Al Ihsan yakni dalam bidang usaha Angkring & Snack, Buletin & Media, CerMART. Karena Ustad Anta tahu betul akan kemampuan Sandy dalam pengelolaan usaha, karena dulu adalah teman kuliah dan teman kerja sampingan. Dalam keadaan Sandy yang baru belajar taubat, ini sebuah pertolongan dari Allah. Maka diceritakan kondisi Sandy sebenarnya kepada Ustad Anta dan Ustad Arta, yang akhirnya Sandy pun mendapatkan gaji awal Rp. 25.000.000,- untuk segera memulai kerjasama tersebut. Tangis kebahagiaan Sandy pun pecah seketika, seperti halnya kemarau panjangseketika diguyur hujan yang lebat. Akhirnya Sandy pun dapat melunasi hutangnya kepada Roy dan sisanya untuk kebutuhan anak, membantu orangtua, dan modal awal dalam bekerja.

Dalam perjalanan waktu, Sandy pun semakin banyak menemukan teman – teman baru yang respect dan akrab walau dari berbagai latar belakang yang berbeda. Diantaranya Salim seorang kontraktor yang dulunya juga bergelut dalam kemaksiatan sebelum akhirnya taubat dan sekarang menjadi komandan strategis KOKAM yang berjuang demi Islam melalui Muhammadiyah. Ada juga Arif juragan sembako di pasar tradisional yang waktu remaja dulu pernah juara lomba baca Al Qur’an, tapi masa mudanya terjerumus sering mabuk-mabukan dan preman pasar, dan setelah taubat sekarang sebagai koordinator bidang dakwah Pemuda Muhammadiyah. Ada lagi Putra, sebagai ketua Pemuda Muhammadiyah yang berprofesi sebagai peternak ayam dan pembenihan gurameh, dan ada seorang teman baru yang istiqomah dalam kesholehan dan merawat orangtuanya, yaitu Suman bekerja sebagai satpam di SMK Muhammadiyah dan humas pondok pesantren Muhammadiyah Al Ihsan, yang sekarang sebagai sahabat karib Sandy.

Berjalannya waktu usaha yang dikelola Sandy pun berkembang pesat, Sandy pun harus cermat membagi waktu, antara kerja, membina Hizbul Wathon di qobilah SD, MTs / SMP, dan SMA/SMK Muhammadiyah, berorganisasi di Pemuda Muhammadiyah sebagai koordinator bidang ekonomi, membantu kerepotan pondok pesantren Muhammadiyah Al Ihsan, dan sebagai ayah sekaligus ibu bagi Andra anak yang disayanginya. Akhirnya Andrapun menginjak usia Taman Kanak-Kanak, dan disekolahkan disebuah TK ABA di kompleks Pondok Pesantren Al Ihsan asrama putri, yang kebetulan salah satu gurunya adalah seorang gadis bernama Indah masih kuliah semester akhir yang cerdas, cantik, dan sholehah tentunya. Dan Indah ini juga setiap harinya selalu membuat snack/kue yang dititipkan di angkring yang dikelola Sandy, hal itu dilakukan untuk menopang kehidupannya dan biaya kuliah yang tinggal skripsi sebagai syarat kelulusan. Walau kuliahnya mendapatkan beasiswa, tapi karena harus menghidupi adik perempuannya yang masih duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah (sederajat SMP), karena orangtuanya sudah tidak ada semua.

Semakin hari perkembangan Andra pun semakin cerdas dan aktif, yang menonjol dalam adalah dalam bidang olahraga, kreatifitas menggambar, dan membaca puisi, dan sering kali mendapat juara dalam lomba-lomba yang diikutinya. Sewaktu lomba Festival Anak Sholeh TPA, ada sebuah kejadian yang mengharukan. Ketika pengumuman kejuaraan menggambar dan penilaian kejuaraan membaca puisi yang dipentaskan didepan juri dan juga dihadiri seluruh wali santri dan juga ustad, dan ustadah. Andra mendapat giliran ketiga, setelah sbelumnya giliran pertama Azzam teman Andra dari TPA Al Ulla yang mengambil undian dengan tema “Anak Sholeh”, setelah selesai membaca giliran yang kedua Lathifah dari TPA Al Amin dengan tema “Ayah”, dan giliran Andra yang mendapat undian dengan tema “Ibu”, dengan perasaan sedih dan raut muka yang mengisyaratkan kebingungan, karena sejak usianya 2 tahun ditinggal ibunya (yang sering dipanggil bunda) dan kurang mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Maka dengan wajah tertunduk, Andra pun seraya terbata – bata mengucap I…bu…I…bu…Ibu, sambil terisak lirih tangis. Sandy pun paham akan kondisi anak kesayangannya, dan berdiri dari tempat duduknya dan berjalan pelan menghampiri Andra diatas panggung sambil membacakan secara spontan sebuah puisi “Ibu” Ibu melahirkan kita dengan bertaruh nyawa. Ibu menyayangi kita dengan kasih sayangnya. Setiap hembus nafasnya, ada cinta untuk kita. Didalam hatinya, ada doa untuk kita. Dan Ibu bersemayam dilubuk hati kita”. Dan dipeluklah Andra oleh ayahnya disambut tepuk tangan yang memecah keharuan dari seluruh hadirin.

Berjalannya waktu, kedekatan Sandy dengan Indah pun terjalin dari semakin intensnya bertemu dan berkomunikasi tentang perkembangan Andra di TK ABA. Akhirnya Ustad Anta dan Ustad Arta mengetahui hal tersebut dan bersepakat untuk lebih mendekatkan mereka berdua demi perkembangan Andra dan juga kebahagian mereka, yang akhirnya Sandy dan Indah setuju dan menikah, yang setahun sebelumnya Sandy telah mengurus perceraian dengan istri yang meninggalkannya. Setahun kemudian, keluarga baru yang mereka bangun pun mendapatkan amanah dan karunia Allah seorang putri bernama Annisa, yang menambah kebahagiaan mereka.

Tiga tahun setelah pernikahannya dengan Indah, Sandy pun berencana mengadakan syukuran karena usahanya berkembang pesat dan mendapatkan anugerah Allah keluarga yang bahagia. Syukuran tersebut dengan makan bersama teman-teman sekolah Andra yang duduk di kelas 3 SD Muhammadiyah, yang tak terasa usia Andra hampir 9 tahun Januari tahun depan dan 2 tahun usia Annisa. Diakhir acara syukuran tersebut Sandy sekeluarga membagikan sekedar shodaqoh kepada anak-anak dan warga sekitar SD Muhammadiyah, secara mengejutkan terdapat salah seorang perempuan yang bukan warga sekitar ikut bergabung untuk antre mendapatkan shodaqoh, kondisi wanita ini terlihat pucat karena kelelahan. Setelah akhirnya mendapatkan bagian shodaqoh, yang dengan tertegun tidak percaya Sandy kaget karena itu adalah Mulan, mantan istrinya yang juga ibu (bunda) Andra. Karena kelelahan dan pucat Mulan pun pingsan di depan Indah, dan Indah pun menolongnya dengan membawa pulang Mulan, yang belum mengetahui wanita itu mantan istri Andra suaminya.

Setelah makan siang, Mulan pun diminta istirahat dikamar dan tak lupa Indah memberikan beberapa pakaian untuk ganti nantinya. Setelah itu dipanggillah Indah oleh Sandy untuk di ajak ngobrol sebentar, dengan sedikit basa basi menanyakan keadaan wanita yang ditolong tadi dan menanyakan keberadaan anak-anak dimana. Dan dijelaskan Indah bahwa wanita itu masih tidur karena kondisinya dan anak-anak tidur siang. Secara pelan-pelan dan hati-hati menjaga perasaan Indah agar tidak tersinggung, maka Sandy pun berusaha menjelaskan sebenarnya dan sejelas-jelasny siapa wanita itu. Yang tidak lain adalah mantan istrinya dulu, walau sempat kaget Indah pun secara bijaksana dan dengan kesholehannya dapat memahami hal itu. Dan menyarankan agar nantinya mereka berdua menanyakan kondisi Mulan setelah sadar dan sehat nantinya, dan nantinya juga menjelaskan kepada Andra yang sebenarnya. Sandy pun berterima kasih kepada Indah atas pengertiannya dan dengan penuh syukur kepada Allah yang telah memberikan pengganti seorang istri yang sholihah dan lembut hatinya.

Sore ba’da Asar, setelah mengantar Andra dan Annisa ke pondok pesantren untuk TPA dan bermain dengan teman sebayanya, maka Sandy dan Indah beristirahat di teras belakang rumahnya. Saat itu, Mulan pun telah sadar dan telah selesai membersihkan diri dengan mengenakan pakaian yang diberikan oleh Indah. Setelah mengetahui hal tersebut, maka Indah pun mengajak Mulan duduk bersama mereka. Dengan tertunduk malu, Mulan pun mengikutinya, Sandy pun hanya diam sambil membaca sebuah buku tentang “Taubat Nasyuha”. Setelah Indah membuka pembicaraan, maka Sandy pun meletakkan buku yang dibacanya. Dengan pelan-pelan Mulan pun mulai mengucapkan terima kasih atas pertolongan Indah dan Sandy, dengan perasaan yang campur aduk Mulan pun mulai bercerita tentang kondisinya. Yang sebelumnya berusaha meminta maaf kepada Sandy mantan suaminya, karena telah meninggalkan Sandy dan anaknya demi menuruti hawa nafsu dan materi.

Diceritakan oleh Mulan, sekitar 7 tahun yang lalu ketika sebagai istri Sandy, Mulan berkenalan dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai seorang manajer sebuah café ternama di Jakarta yang kebetulan dulu baru bertugas di wilayah Yogyakarta. Dari perkenalan itulah, berawal dari sms, telepon dengan sembunyi-sembunyi. Keluar rumah untuk bertemu dengan laki-laki itu, dan menitipkan anaknya ke tetangga dekat, ketika suaminya bekerja sebagai buruh bangunan. Akhirnya ketika 6 bulan tugas manajer itu selesai di Yogyakarta mengajak Mulan ke Jakarta meninggalkan suami dan anaknya. Karena materi dan hawa nafsu, akhirnya Mulan pun pergi meninggalakan anak dan suaminya serta meminta cerai. Setelah setahun di Jakarta, menjadi seorang istri simpanan, bukannya kebahagiaan yang didapatkannya, tapi sebaliknya. Sikap manis dari manajer itu, ternyata hanya palsu belaka. Mulan pun dipekerjakan di sebuah café dan diminta untuk melayani nafsu laki-laki bejat tamu café. Setelah 6 tahun, akhirnya Mulan pun mampu lari keluar dari sekapan pengelola café. Kemudian hidup dijalanan dan akhirnya bertemu dengan Indah dan Sandy.

Setelah mendengar itu semua, Indah pun berusaha membesarkan hati Mulan dan mengajaknya untuk bertaubat sebelum terlambat, karena hidayah Allah harus dijemput dengan “taubat nasyuha” atau taubat yang sesungguhnya. Tak lupa Indah pun memberikan saran kepada Mulan, agar segera meminta maaf kepada orang-orang yang telah Mulan sakiti hatinya, tanpa kecuali Sandy dan Andra anaknya, yang dulu selalu merindukan ibunya (bunda) dan berdoa selalu untuk Mulan (bundanya). Setelah meminta maaf kepada Sandy, dan dengan kesabaran dan penuh keikhlasan Sandy pun memaafkannya, walau dahulu sakit hatinya tak terkira ketika harus sebagai ayah sekaligus ibu bagi Andra. Dengan penuh kepiluan, Mulan yang juga kangen dengan Andra, ingin sekali bertemu tetapi juga malu kepada anaknya, karena telah meninggalkannya selama 7 tahun. Tetapi dengan kebesaran hati Indah dan Sandy, Mulan pun diminta sabar dan tenang, yang nantinya segera akan dipertemukan dengan Andra. Karena waktu segera memasuki Maghrib, Indah dan Sandy pun segera menutup pertemuan itu. Dan sebelumnya, Sandy pun memberikan sebuah buku “Taubat Nasyuha” yang dibacanya tadi kepada Mulan, agar dibaca nantinya dan Insya Allah ba’da Isya’ nanti akan segera bertemu Andra.

Setelah sholat maghrib berjamaah di masjid, Andra masih menyelesaikan kajian sampai Isya’ dan Annisa pun diajak pulang. Mulan pun segera menuju kamar dan mulai membaca buku yang diberikan Sandy. Setelah Annisa tidur dan Sandy masih tadarus di ruang keluarga, Indah pun menghampiri Sandy untuk ngobrol sebentar. Dalam perbincangan itu, Indah meminta Sandy mengikhlaskan hatinya untuk memaafkan Mulan dan memberikan kesempatan Mulan untuk berubah walau yang telah dilakukannya menyakitkan. Memberikan waktu Mulan untuk bertemu dengan Andra, bagaimanapun Andra juga anak kandung Mulan. Dan menjelaskan dan memberikan pengertian kepada Andra, bahwa wanita yang ditolong tadi siang adalah Mulan, ibu kandungnya (bundanya). Dan yang terakhir diminta Indah, agar Mulan diberikan kesempatan berusaha mandiri agar memperbaiki kehidupannya, dengan berencana membukakan usaha toko kelontong di ruko dekat pondok pesantren Muhammadiyah Al Ihsan putri. Hal itu dilakukan Indah untuk menjaga hubungan Andra dengan ibu kandungnya terjalin dengan baik dan juga menjaga kehidupan keluarga yang dibinanya dengan Sandy tetap harmonis. Dan dengan kebesaran hati Sandy pun menyetujui semua yang diminta Indah, dan tak lupa berterima kasih kepada Indah karena kelembutan hati dan kesabarannya menghadapi semua ini.

Waktu isya’ pun berkumandang, Sandy menuju masjid dan menjemput Andra. Indah dan Mulan pun sholat berjamaah dirumah, setelah itu menyiapkan makan malam bagi mereka semua. Setelah Andra dan Sandy sampai dirumah, sebelum makan mereka duduk bersama diruang keluarga, dengan wajah dan perasaan capur aduk antara kangen, takut anaknya marah, dan malu Mulan pun memandang Andra sambil berkaca-kaca. Sandy dan Indah pun membuka pembicaraan, menjelaskan dan memberikan pengertian kepada Andra bahwa ibu yang ditolong tadi siang dan sekarang didepannya adalah Bunda Mulan, ibu kandung Andra. Dengan kaget dan tangis kangen, Andra pun segera memeluk Mulan dan bilang “Bunda kemana selama ini, Andra kangen bunda. Allah mengabulkan doa Andra, agar bunda pulang. Andra sayang bunda. Bunda jangan pergi lagi”. Mulan pun dengan keharuan dan kebahagiaan memeluk dan mencium Andra, dan meminta maaf kepada Andra karena telah pergi meninggalkannya. Dengan kepolosan dan rasa kangennya, Andra pun meminta kepada ayah dan ibunya (Indah) agar bundanya bisa tinggal disini dan nanti tidur menemani Andra. Sandy dan Indah pun mengijinkannya, tapi hanya untuk 2 hari. Karena nantinya Mulan akan diberikan sebuah ruko yang dapat ditinggali dan usaha toko kelontong. Mulan pun kaget dan bingung mau berterima kasih kepada Indah dan Sandy seperti apa lagi. Bertemu dengan Andra dan mendapat maaf dari Sandy merupakan kebahagiaan lebih, dan sekarang ditambah lagi dengan dibukakan sebuah usaha untuknya. Indah dan Sandy pun hanya meminta agar Mulan istiqomah dalam berubah dan taubat tidak mengulangi kesalahannya dengan taubat nasyuha atau taubat yang sebenarnya. Dan menyayangi Andra bersama-sama dengan Indah dan Sandy, dan Mulan pun menyetujuinya. Setelah itu, mereka semua makan malam bersama. Dan setelah beristirahat sejenak, Andra pun meminta ijin ayah dan ibunya (Indah) kalau Andra mau tidur bareng dengan bunda Mulan agar kangen yang selama ini terobati, dan itu pun diijinkan Sandy dan Indah.

Setahun kemudian, perkembangan usaha kelontong Mulan semakin pesat dan mempunyai beberapa karyawan. Untuk menjaga agar tidak ada fitnah dan agar keluarga Sandy dan Indah tetap terjaga. Maka Sandy dan Indah meminta saran dan nasehat kepada Ustad Arta, yang pada saat itu pula Suman sahabat Sandy mendengar itu semua, karena sebagai pengurus pondok juga. Dan sebenarnya juga Suman mencoba mendekati Mulan, karena banyak hal yang difikirkan maka masih diurungkan. Maka oleh Ustad Arta, Suman pun dimintai pendapat seandainya dita’arufkan dengan Mulan bagaimana. Seperti diguyur air kepala Suman, kaget bukan kepalang. Antara bingung mau jawab apa dan malu dengan sahabatnya serta kegirangannya ternyata harapannya mendapat respon dari Ustad Arta yang sebenarnya juga sudah paham akan keinginan Suman berta’aruf dengan Mulan, walau Suman tidak pernah bercerita, karena kedekatan emosi dan perasaan dengan santrinya ini. Akhirnya Suman bersama Ustad Arta pun bertamu ke ruko Mulan dengan ditemani Sandy dan Indah, yang selanjutnya mengutarakan maksud dan tujuan bertamu bukan sekedar silaturahmi, tapi juga memperkenalkan Suman yang ingin melamar Mulan. Yang sebelumnya Indah sudah bertemu Mulan dan telah diceritakan tentang Suman kepadanya. Dalam kebahagiaan dan rasa syukur kepada Allah, maka diterimalah perkenalan itu dan akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius nantinya. Selang sebulan dari perkenalan, dilangsungkanlah pernikahan antara Suman dan Mulan di masjid pondok pesantren Al Ihsan asrama putri.

Setahun kemudian Suman dan Mulan mendapatkan amanah dan anugerah dari Allah seorang putra, yang diberi nama Furqon. Dan keluarga Sandy dan Indah yang juga mempunyai seorang putra, yang diberi nama Firdaus. Dan mereka semua diliputi kebahagiaan dan barokah Allah SWT. Dan untuk menuju itu semua, dibutuhkan pengorbanan untuk menjemput hidayah Allah dengan taubat nasyuha dari segala bentuk kemaksiatan. Dan pintu surga salah satunya akan terbuka dari pintu taubat nasyuha dan atau juga pintu shodaqoh. Sehingga kebahagiaan akan didapatkan di dunia dan akhirat kelak. Aamiiiiiin Ya Allah, Allahu Akbar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun