Mohon tunggu...
Igo Valentino Achmad Nugraha
Igo Valentino Achmad Nugraha Mohon Tunggu... Penulis - Hmmmmm

Menjadi penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Artificial Intelligence dalam Kehidupan

26 Mei 2019   15:52 Diperbarui: 26 Mei 2019   15:55 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejak ditemukannya mesin, semua kegiatan manusia menjadi lebih mudah. Contohnya saja kalkulator, dengan ditemukannya kalkulator manusia dengan mudah menghitung angka yang sulit sekalipun. Pada saat ini, manusia telah memasuki revolusi industry 4.0, yang mana teknologi saat ini telah melampaui akal piker manusia sendiri, seperti teknologi rekayasa genetik, computer yang sangat canggih hingga ke kecerdasan buatan atau yang sering disebut artificial intelligence atau disingkat AI. Teknologi AI ini sendiri menjadi sebuah tanda munculnya era revolusi industri 4.0 ini.

Artificial intelligence ini sendiri adalah sebuah teknologi dalam bidang computer yang dapat membuat komputer "berpikir" dengan sendirinya. Walaupun dibilang berpikir kecerdasan buatan sebenarnya adalah sebuah teknologi pembaca algoritma yang sangat cepat yang membuatnya seolah-olah telah berpikir lalu menyajikannya kepada konsumen. Tidak seperti kecerdasan buatan yang ada pada film-film, seperti Jarvis di film Iron-Man yang bahkan bias berbicara dan melakukan pekerjaan layaknya manusia biasa.

Bentuk sederhana dari kecerdasan buatan ialah alat yang memproses algoritma, seperti algoritma dari Youtube, Instagram, Facebook, dll. Cara kerja mereka adalah dengan melihat hasil riwayat pencarian atau hal yang diliat lalu mereka memberikan hal tersebut kepada para konsumen di halaman awal atau beranda masing-masing. Pada Youtube sendiri, mereka menggunakan 6 aspek dalam menentukan apa yang akan mereka suguhkan di beranda anda, yakni di hasil pencarian, home page, trending stream, di bawah daftar deskripsi, suggested video stream, dan notifikasi.

Selain pada algoritmna Youtube, Instagram, Facebook, dll, penggunaan dari kecerdasan buatan ini bisa dilihat pada robot. Robot disini bukan lah robot seperti di Film Transformer, melainkan robot sederhana yang dibuat oleh manusia. Adapun kemampuan dari robot-robot ini  biasanya tergantung dengan fungsi dan tujuan dari robot ini dibuat. Seperti menghitung jarak dari suatu objek ke objek lainnya,  menghitung waktu yang dibutuhkan untuk sampai pada tujuan, dan masih banyak lainnya.

Ada juga jenis kecerdasan buatan yang lumayan sering kita lihat, yaitu sebuah sistem komputer yang ada di dalam sebuah game.  ketika kita bermain catur seorang diri maka kecerdasan buatan dari game-lah yang akan menjadi lawan kita. kecerdasan buatan dalam game ini sering disebut sebagai CPU.

Biasanya kecerdasan buatan ini memiliki beragam tingkat kesulitan, ada yang mudah, medium, susah, bahkan yang sangat susah. perbedaan dari tiap tingkatan ini biasanya berdasarkan jumlah gerakan hingga tingkat pengambilan keputusan dari komputer. Semakin banyak gerakan dan semakin cepat pengambilan keputusan ini membuat komputer menjadi lawan yang lebih susah.

Kesimpulannya adalah kecerdasan yang ada pada saat ini masih belum bisa dibandingkan dengan kecerdasan buatan yang ada di film-film, namun hal itu masih bisa terjadi karena manusia akan selalu berkembang. Kita tidak tahu bagaimana perkembangan dari teknologi yang dibuat manusia, walaupun masih membutuhkan waktu yang sangat lama.

Kecerdasan buatan menjadi suatu hal yang unik sekaligus mengerikan, menjadi unik karena dengan ini kita bisa memberikan "pikiran" kepada komputer, lalu sisi mengerikan dari kecerdasan buatan ini dapat kita lihat di film Terminator, ketika komputer memiliki pikiran sendiri dan tidak ingin melayani manusia lagi. Mengembangkan kecerdasan buatan menjadi pedang bermata dua, disatu sisi bisa membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik dan disisi lain memberikan dampak negatif kepada manusia sebagai pemakainya, sperti memberikan kecanduan terhadap hal yang disebut teknologi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun