Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru dalam Layar Kaca

25 November 2016   14:20 Diperbarui: 25 November 2016   14:28 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FTV tentang Guru ( www.bloggersragen.com)

Ini saya mau cerita guru dalam layar kaca yah..

Guru itu bodoh, nggak kekinian, ketinggalan zaman, gampang dibohongi murid, sering dikerjai anak didiknya sendiri. Guru bukanya disegani tetapi menjadi bahan lelucon siswa dan siswi seisi kelas. Dalam sebuah scene Guru dikerjai muridnya, bangkunya ditempel permen karet. Guru marah, tapi tak tahu apa yang harus dikerjakan, seisi kelas menahan tawa. Oh ya, biasanya guru disitu digambarkan juga botak, culun dan katro.

Ada guru yang baik, tapi seringkali miskin, tak berdaya, teraniaya, jadi objek penderita. Kisahnya berakhir saat anak didiknya kemudian tampil membelanya sebagai pahlawan.

Adalagi guru yang antagonis, super killer, sangar, judes, jutek dan tidak berperasaan. Gurunya digambarkan sebagai perawan tua. Namun, guru itu juga akhirnya sadar, jadi baik karena diingatkan oleh murid-muridnya.

Itu guru yang tua-tua.

Kalau guru yang muda-muda. Sudah kekinian sih, tapi biasanya terjebak cinta dengan anak didiknya. Kalau guru yang cowo jatuh cinta sama bunga kelas, yang cewe jatuh cinta sama siswa ’bad boy’. Padahal, cinta antara guru dan murid itu hal yang tabu loh. Sutradaranya keracunan sama kisah Yoko dan Bibi Lung sih, kisah cinta paling romantis dan mengharukan antara guru dan murid. Meski dianggap tabu dan ditentang seisi dunia persilatan akirnya mereka kisah cinta mereka berakhir bahagia... hehe.

Sekali lagi, itu kisah guru dalam layar kaca. Penggambaran tentang para pendidik yang sering kita lihat di FTV, Sinetron, Drama, Sktesa Komedi bahkan Iklan.

Miris ya, peyorasi yang masif, terstruktur dan sistematis kepada Sang Pendidik. Atau, apa memang guru-guru seperti yang digambarkan di layar kaca? Semoga tidak. Karena guru adalah sosok yang mulia. Guru, digugu lan ditiru, katanya. Guru itu suri tauladan. Guru bak pelita, penerang dalam gulita. Di tangan beliau-beliaulah generasi penerus bangsa ini dibentuk.

Semoga guru di negeri ini sebagian besar seperti Bu Muslimah yang mendidik anak-anak ’Laskar Pelangi’, atau seperti Butet Manurung yang berdedikasi dalam mendidik anak-anak suku anak dalam dalam ’Sokola Rimba’.

Selamat Hari Guru…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun