Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ayo Indonesia, Jangan Lagi Menjadi Juara Tanpa Mahkota!

15 Desember 2016   10:54 Diperbarui: 17 Desember 2016   04:07 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: bola.kompas.om

”Meski tak meraih piala kau tetap juara di hatiku, garuda tetap di dadaku..”

Tidak, tidak, aku tidak ingin mengatakan itu lagi. Please.. Timnas Garuda, terbanglah tinggi! Kali kelima ini menjejak final dan sudah mengantongi kemenangan di leg pertama, aku ingin kau menjadi juara sejati, meraih piala untuk pertama kalinya, menorehkan tinta emas dalam sejarah sepakbola Indonesia dan jawara dihatiku serta segenap hati rakyat Indonesia.

Dear Timnas, meski semalam aku tak ke Pakansari, aku ikut berdiri saat Indonesia Raya dikumandangkan, juga ikut mrebes mili melihat perjuangan kalian yang tak kenal menyerah. Aku merinding melihat euforia yang luar biasa dari supporter Timnas Garuda dimana-mana. Contoh di Purbalingga, kotaku tercinta yang mungil saja, keriaan begitu terasa. Nonbar ada dimana-mana, warga nonton bareng mengenakan jersey timnas dan ikat kepala merah putih, heroik. Orang-orang berteriak kegirangan bahkan berpelukan saat Rizki Pora dan Hansamu Yama mencetak gol-gol untuk kemenangan Timnas semalam. Mengharukan, sungguh mengharukan.

Bayangin, orang-orang yang bisa jadi tidak saling mengenal tiba-tiba akrab dalam satu semangat mendukung Timnas. Saat kalian dikasari atau wasit kontoversi dikit saja, kami yang hanya didepan layar ikut kesel, gregetan, rame-rame misuh-misuh. Ungkapan ”Woi Sit!, Wasit Picek!, Kartu Sit!..” pun berlontaran, Namun saat skuad Garuda yang mentackling lawan giliran kata-kata ”Cemen, Gitu aja jatuh, wasit jangan mihak..!” yang terlontar, lucu ya, padahal ya, wasit mana bisa denger teriakan dan omelan kami.. hehe. Saat Rizky Pora atau Boaz merangsek ke pertahanan lawan, kami berdiri, menyemangati. ”Gocek terus Rizky Pora... Ayo Kaka Boaz..” dan koor ”Yaaah..” bernada kecewa menggema saat peluang emas bertabur intan permata itu gagal menjadi gol.

Lalu, saat pertahanan Indonesia diserang bertubi-tubi, kita ikut menahan nafas bahkan ada yang menutup muka, tidak tega untuk melihat sambil komat-kamit berdoa. ”Pait, paitt.. jangan gol... pepett  terus broo, waspada Lestaluhu, jangan lengah Hansamu..!”. Saat gawang Kurnia Meiga dijebol, kesedihan langsung melanda sembari berharap gol itu segera dibalas tuntas.

Akhirnya, dukungan kami tak sia-sia. Boleh lah ya, kami para supporter ini ikut mengklaim, doa dan dukungan kami yang membuat punggawa timnas trengginas di babak kedua. Rizky Pora pun memulai pesta pora dengan gol tendangan jarak jauh dari luar kotak pinalti, Hansamu Yama membuat kita bergembira dengan sundulan yang membuat Si Kawin, Kiper Thailand, hanya terpana. Teriakan ”Indonesia... ENDONESIA...Indonesia Juara, Allahu Akbar...” pun membahana. Sekali lagi, ini mengharukan saudara-saudara!

So, Para Punggawa Timnas yang kami sayangi dan kami banggakan, sekarang ini kalianlah perekat bangsa yang sedang terancam terpecah belah, terkotak-kotak dan sukanya saling mencaci. Aku yakin seyakin-yakinnya bahwa tadi malam, Ahokers dan Anti Ahok yang biasa bermusuhan semua kompak dukung timnas. Aku juga yakin baik yang dukung aksi 212 maupun tidak, semua ikut gembira dengan kemenangan di Pakansari. Baik yang nonton sambil ngemil Sari Roti maupun Kacang Rebus, sama saja ikut gembira. Baik yang beda agama, beda etnis, beda mahzab, beda klub kesayangan, apalagi cuma beda kelamin, kompak mendukung dan mendoakan kalian.

Maka dari itu, berjuanglah kembali di Rajamanggala. Soalnya, Final AFF ini nyeleneh ada leg pertama dan kedua sih, coba kalau final hanya sekali, kalian sudah menjadi juara, akan tetapi, nyatanya masih ada leg kedua. Jadi, Besok, tanggal 17 Desember 2016, kalian harus kembali berjibaku sekuat tenaga. Berilah kebanggaan dan kebahagiaan bagi kami. Kasih pelajaran bagi elit politik yang suka gontok-gontokan dan kaum yang dibutakan fanatisme sempit bahwasanya hanya dengan persatuan, harmoni dan kerja keras serta dukungan doa kejayaan bisa diraih.

Kalian juga bisa memberikan teladan bahwa Indonesia itu beragam, bersuku-suku dan berbhineka yang seyogyanya hidup dengan harmoni dan tenggang rasa yang tinggi. Ada Boaz ’Sang Kapten’ dan Yanto Basna yang kriting rambutnya dari Papua, Lestaluhu dan Lestusen dari Ambon Manise, Rizky Pora dan Zulham dari Ternate, ada Ferdinand Sinaga yang Batak, ada Lilipaly yang keturunan Belanda-Ambon, lalu Andik, Benny, Hansamu, Mega, Fachrudin  dan skuad lainya dari Jawa atau Sunda. Kombinasi, kerjasama, persatuan dan kerjakeras merekalah yang akan membuat kejayaan.

Akhirnya, mari bersama berdoa, Indonesia akan menjadi juara sebenarnya bukanlagi juara tanpa mahkota. Mari kita juga mengambil ibroh, ambillah pelajaran dari Timnas bahwa kita harus bersatu, menghargai satu sama lain, tenggang rasa, kerjasama dan bekerja keras untuk mencapai kejayaan, agar kita bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun