Jepang itu selalu bisa saja menyajikan cerita yang menawan. Entah itu disajikan dalam bentuk novel, mangga, komik, drama atau film enak dinikmati. Mau komedi, humornya segar. Kalau drama, ceritanya menyentuh. Tentang tragedi sudah pasti menyayat hati. Film perang, epic banget. Bokepnya, waduh tak terpermanai...
Tadi pagi, giliran Timnas Sepakbola Negeri Matahari Terbit menyuguhkan atraksi menarik di Rostov-O-Don, Rusia. Jepang yang menjadi satu-satunya wakil Asia di babak 16 besar Piala Dunia 2018 menunjukan determinasi khas para samurai. Tak kenal takut, pantang menyerah. Skuad asuhan Akira Nishino tak tampak inferior menghadapi Belgia yang mempunyai kualitas satu tingkat diatasnya. Mereka mampu segendang sepenarian dengan Eden Hazard dan kroni-kroninya. Samurai biru malah mampu unggul duluan, dua gol pula.
Aksi Genki Haraguchi pada awal babak kedua mampu menuntaskan serangan balik setajam Katana yang sukses menjebol gawang Belgia. Hanya berselang lima hisapan rokok, Takashi Inui melepaskan tembakan geledek dari luar kotak pinalti yang tak bisa dijangkau Thibaut Curtois.
"What a strike, what a shock, what scene!," begitu kata komentator.
Suporter Jepang yang memenuhi Rostov Arena pun bergemuruh. Unggul dua gol dan waktu tersisa tinggal 30 menitan, bayang-bayang pun kemenangan sudah di depan mata. Mereka bersorak, berjingkrak.Â
Namun, yang dihadapi Makoto Hasebe dan kawan-kawan bukanlah tim semenjana. Mereka adalah tim dengan julukan nggegirisi, 'Rod Duivels' alias Iblis Merah. Tim yang pernah menduduki peringkat satu dunia dan disebut sebut tengah memiliki generasi emas itu tentu saja tak tinggal diam dan mau kehilangan muka begitu saja. Sang Kapten Eden Hazard memompa semangat rekan-rekannya untuk bangkit, melawan dan tak menyerah sebelum peluit akhir dibunyikan.
Mereka terus berusaha menggempur pertahanan pasukan Dai Nippon. Walhasil, Jan Verthongen akhirnya bisa membuat sebuah gol cantik via sundulan yang mereduksi ketertinggalan. Hanya berselang 5 menit, Si Kribo Marouane Fellaini bisa menyamakan kedudukan, juga via tandukan kepala memanfaatkan umpan Hazard.
Puncak dramanya terjadi di menit akhir pertandingan. Jepang yang tersengat setelah dikejar Belgia bernafsu menambah gol dan menyelesaikan pertandingan waktu normal alih-alih memilih extra time. Mereka pun lengah. Tanpa ampun, Iblis Merah pun menghukum Samurai Biru dengan dengan blitzkrieg yang dahsyat.
Jepang yang mendapatkan sepakpojok di menit akhir ingin mendapatkan gol keunggulan. Keisuke Honda menendamg ke depan gawang Belgia. Courtois sigap menangkap dan langsung melempar ke Kevin de Bruyne yang berlari kencang. Tanpa membuang waktu lama, Ia mengumpan ke Thomas Meunir yang juga langsung memberikan umpan silang ke sisi kiri gawang Jepang.Â
Romelu Lukaku menunjukan kelas dan kedewaasaan dengan memainkan gerak tipu. Ia mengelabui bek-bek Jepang dan membiarkan Nacer Chadli yang berlari di belakangnya yang mengeksekusi. Jebrett. Sontekannya yang terarah pun tak bisa dijangkau Eiji Kawashima.
Tak lama kemudian pertandingan berakhir. Pendukukung Belgia yang giliran bersorak dan berjingkrakan menggetarkan stadion. Para Samurai terkulai lemas dan air mata mereka berjatuhan membasahi Rostov Arena. Para pendukunya sama nelangsanya dan masih tak percaya kemenangan di depan mata buyar seketika.
