Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Realitas Kehidupan dalam Lagu Dangdut Koplo Nella Kharisma

13 September 2017   23:15 Diperbarui: 14 September 2017   09:52 32470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nella Kharisma. Brillio.com

Lagu-lagu dangdut koplo semacam Jaran Goyang, Konco Mesra, Lungset, Bojoku Galak, Kanggo Riko, Bidadari Keseleo, Kimcil Kepolen, Sayang, Kelingan Mantan, Suket Teki, Ditingal Rabi, Stel Kendo hampir terdengar setiap hari. Di warung, kedai kopi, kantor, kafe, radio, hajatan apalagi di bilik-bilik temaram rumah karaoke lagu-lagu itu yang diputer dan dinyayikan, berulang. Duo penyanyi yang menjadi ratu dangdut koplo saat ini adalah Via Vallen dan Nella Kharisma.

Sulit untuk tak mengakui bahwa dangdut emang musik negeri ini. Dangdut, mengutip kata Agus Mulyadi, memang jenis musik asyik yang gampang bikin eargasm. Ada kawan saya, sebut saja Arum namanya, meski mengaku penyuka musik jazz dan menyebut dangdut musik kampungan dan merendahkan wanita, tetap saja hapal dan fasih menyayikan lagi Bidadari Keseleo.

Lalu, kenapa lagu dangdut, di era kiwari ini diwakili dangdut koplo begitu familiar? Alasannya ya, selain mudah bikin eargasm dan musiknya goyangable, satu lagi, liriknya dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari. Tidak muluk-muluk, tak pula menye-menye lebay. tapi pas, lekat dengan realitas sosial di sekitar kita atau singkatnya 'Inyong Banget Pokoke' kata orang Purbalingga.

Berikut ini saya pilihkan beberapa lagu, yang siapapun yang denger liriknya, minimal dalam hati akan ada yang ngerasa lagu itu nyata banget. Kerabat, tetangga, teman, lawan atau bahkan kita sendiri mengalaminya.

Berikut ini lagu-lagunya

Pertama: Bojo Galak

Lagu Bojo Galak jelas dan tuntas menggambarkan derita seseorang yang mempunyai pasangan suka marah, galak, tidak pernah perhatian tapi tak juga mau pisah dengan berbagai alasan. Simak lirik berikutnya, meski sudah mengenaskan kita dipaksa tulus menerima keadaan itu dibalik kata-kata "sudah jodohnya".

tak tompo nganggo tulus ing ati tak trimo sliramu tekan saiki
ku terima dengan ketulusan ku terima dirimu hingga sekarang
mungkin wes dadi jodone senajan kahanane koyo ngene
mungkin sudah menjadi jodohnya meskipun keadaannya seperti ini

Sumpah demi apa, realitas ini pernah Anda lihat dan mungkin rasakan. Ngaku deh..

Kedua: Suket Teki

Pernah berkorban dan berjuang demi pujaan hati tetapi harus menelan kekecewaan mendalam? Sudah menghiba, mengalah tetap harus menerima kenyataan di PHP?. Belum berhenti di situ, pasangan masih mau menangnya sendiri plus janjinya aja palsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun