Marchisio menyepakati pemutusan kontrak dengan klub masa kecilnya itu. Sedih, sudah pasti. Tetapi takdir tidak bisa dihindari. Akhirnya sang pangeran kecil dari Turin berlabuh ke klub Rusia, Zenit St. Peteresburgh.
Dia memilih Zenit karena dia tidak ingin membela klub Italia lainnya meski ada beberapa tawaran yang datang termasuk dari AC Milan. Bukti bahwa dia masih dan akan selalu mencintai klub masa kecilnya.
Belum lama terdengar kabar merumput di Negeri Beruang Putih, kembali muncul kabar menyedihkan dari Marchisio. Di usia yang masih belum dikatakan tua, dia memutuskan untuk mengakhiri karir lapangan hijaunya.
Cedera lutut ditengarai menjadi faktor utama yang menyebabkan dia tidak lagi nyaman beraksi di lapangan hijau. Sekali lagi, takdir memang tidak bisa dihindari. Kisah perjalanan seorang pangeran kecil pun harus berakhir secara 'dini'. Meski memutuskan untuk berhenti, warna hitam putih tetap ada di hati Marchisio.
Inilah yang membuatnya memutuskan untuk melakukan seremonial terakhir karir sepakbolanya di klub yang sangat disayanginya.
Ya, Juventus menjadi saksi bagaimana seorang pangeran kecil menyudahi semuanya. Pangeran yang dididik sejak usia dini, harus mengakhiri karirnya di tempat yang sama.
Selamat menikmati masa pensiunmu, Claudio. Meskipun janjimu kepada seorang anak kecil tidak bisa kau tepati, tapi perjuanganmu akan selalu di hati para penggemarmu. Grazie mille, Il Principino.
Ditulis oleh:
Ignatius Aryono Putranto
Dosen Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Email: aryono_16@yahoo.com