Mohon tunggu...
Aryono Putranto
Aryono Putranto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pembelajar yang tinggal di kota pelajar

(semoga) menjadi penulis yang kritis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Joko Widodo, Lewis Hamilton dalam Demokrasi Indonesia

29 Juni 2019   13:40 Diperbarui: 29 Juni 2019   13:50 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketuk palu hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mengakhiri penantian banyak orang di hari itu. Keputusan pun dikeluarkan yaitu dengan menyatakan bahwa MK menolak gugatan-gugatan yang diajukan oleh kubu Prabowo-Sandi atas kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019. 

Dari hasil ini, maka sekali lagi, Jokowi terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia mengulang keberhasilan beliau pada Pemilihan Presiden 2014. Ada yang menarik dari sepak terjang Jokowi kali ini. 

Pada tulisan ini, saya ingin mengaitkan sepak terjang Jokowi dengan salah satu pebalap berbakat dari ajang Formula Satu (F1), yang sangat mendominasi kejuaraan dunia ini. Berikut uraiannya:

Joko Widodo (atau lebih akrab disebut dengan Jokowi), pria kelahiran Solo sekitar 58 tahun yang lalu, memasuki 'kompetisi' Pemilihan Presiden 2014 dengan bekal kemenangan dirinya pada 'kompetisi-kompetisi' sebelumnya. 

Jokowi sukses 'memenangi' pemilihan walikota Solo pada tahun 2005, bahkan dengan status 'juara bertahan', beliau mampu memenangi 'kompetisi' yang sama pada periode pemilihan berikutnya. Pada tahun 2012, Jokowi memasuki arena yang lebih besar yaitu pemilihan Gubernur DKI Jakarta. 

Sosok Jokowi yang bukan penduduk asli Jakarta dan belum pernah menjabat sebagai Gubernur, ternyata tidak memengaruhi elektabilitas beliau. Hasilnya, sang 'Rookie of the Year' ini mampu mengungguli lawannya. Dua tahun berselang, 'kompetisi' yang lebih besar lagi pun beliau masuki, yaitu Pemilihan Presiden. Dua kali 'kompetisi' Pemilihan Presiden, dua kali pula podium juara pertama beliau duduki.

Capaian Jokowi ini identik dengan capaian Lewis Hamilton. Lewis Carl Davidson Hamilton, pebalap berbakat kelahiran Inggris ini memasuki kompetisi tertinggi balap open wheeler dengan bekal prestasi-prestasi yang telah ia raih di kompetisi-kompetisi sebelumnya. 

Sama seperti Jokowi yang mengawali karir dengan kemenangan di tempat tinggalnya, Lewis Hamilton memenangi gelar pertamanya pada kompetisi Formula Renault yang dihelat di Inggris. 

Berbekal prestasi tersebut, Lewis Hamilton memasuki kompetisi yang lebih besar yaitu kompetisi Formula 3. Pada tahun kedua kiprahnya, gelar juara Formula 3 bisa ia raih dan mengantarnya ke kompetisi tingkat berikutnya, yaitu GP2 (sekarang berganti nama menjadi F2 -- kejuaraan open wheeler yang berada satu tingkat di bawah Formula Satu). 

Seperti yang dialami oleh Jokowi pada pemilihan Gubernur DKI, pada tahun pertama kompetisi GP2, Lewis Hamilton mampu meraih gelar juara umum berkat konsistensi dalam meraih podium. Akhirnya, Lewis Hamilton memasuki kompetisi para raja yaitu Formula Satu, dan sampai saat ini, dia mampu mendominasi kejuaraan dunia F1 dengan meraih 4 gelar juara dunia dalam 5 tahun terakhir (bahkan sangat mungkin dia meraih gelar sebagai petahana di musim F1 2019).

Joko Widodo dan Lewis Hamilton, dua nama yang saat ini semakin banyak muncul di media. Popularitas mereka semakin meningkat seiring dengan  prestasi yang mereka ukir di manapun mereka berada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun