Mohon tunggu...
Lantip Waspodo
Lantip Waspodo Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa yang mau ditulis

Nick Name : Ood

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Benarkah Plastik (yang) Mencemari Lingkungan?

18 Mei 2018   12:47 Diperbarui: 18 Mei 2018   16:17 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: palembang.tribunnews.com

Plastik.

Siapa sih yang tidak pernah menggunakannya?

Setiap hari kita menggunakan plastik, misalnya saat belanja (plastik kresek), saat mandi, berkendara, berkomunikasi hingga mengirimkan paket penjualan online pasti ada unsur plastiknya. Termasuk juga hampir semua produk yang ada di pasaran menggunakan plastik kemasan.

Mengapa kita menggunakan plastik?

Sebagian besar menjawab karena plastik mudah didapat, murah, ringan, tahan air, awet, fleksibel dan dapat menjaga produk supaya tidak rusak. Kelebihan plastik inilah yang membuat kita menggunakan plastik.

Kehidupan kita dipermudah dengan adanya plastik, tiap hari kita memakai dan memanfaatkan segala kelebihan plastik. Tetapi kita sering mengatakan bahwa plastik itu berbahaya, merusak lingkungan, sulit terurai dan lain sebagainya.

Tahukah anda?

Plastik jangan dibakar, karena mengeluarkan dioxin yang beracun.

Plastik jangan dibuang sembarangan atau ke sungai, karena dapat meracuni tanah dan air.

Plastik jika dibuang ke tempat sampah, maka ujung-ujungnya ke TPA, menjadi gunung sampah, meracuni tanah juga. Industri daur ulang pun belum bisa menyelesaikannya dengan sempurna karena pabrik daur ulang akan menghasilkan plastik yang kualitasnya lebih rendah dari sebelumnya dan akhirnya berakhir di alam karena tidak bisa di daur ulang lagi.

Perlu disepakati bersama bahwa ketika kita makan permen, bungkus permennya adalah tanggung jawab yang makan. Begitu pula dengan bungkus detergen, bungkus minyak goreng, bungkus beras, bungkus gula, bungkus kopi dll adalah tanggung jawab yang memakainya. Kalau merupakan tanggung jawab kita ya seharusnya kita yang mengelolanya. Hanya saja selama ini kita yang belum benar mengelolanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun