Mohon tunggu...
ignacio himawan
ignacio himawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - ilmu terapan untuk keseharian

Sekedar berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Efikasi Vaksin Covid-19

30 November 2020   07:00 Diperbarui: 30 November 2020   07:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Namun mengklaim angka efikasi dari jumlah tes yang terlalu sedikit sebenarnya kurang bijak. Mengapa? Apabila kita mengambil sikap sinis dapat saja kita beranggapan 21500 penerima placebo terinfeksi namun tidak sakit. 

Dengan kata lain tidak di-vaksinpun tidak apa-apa. Tentu saja ini pendapat yang salah apabila kita mengingat tingginya penderita COVID-19 di dunia sepanjang 2020. Interpretasi lain adalah tidak semua data dimumukan karena satu dan lain hal (mempercantik data?). Namun kalau kita mengambil sikap prasangka positif, lebih baik interpretasinya adalah sebagian besar peserta tes tidak menghasilkan data yang berguna.

Pemberitaan di seputar hasil tes fase 3 Oxford-AZ patut untuk mendapat perhatian. Pengumuman hasil tes ini keluar sekitar seminggu setelah Pfizer BioNTech (1.5 minggu setelah Moderna), namun ada indikasi kalau seharusnya pengumunan ini dibuat beberapa hari sebelumnya. 

Ketika diumumkan disebut kalau efikasi rata-rata adalah 70%. Mengapa rata-rata? karena tampaknya ada beberapa grup dan yang paling sering disebut adalah dua grup yang memiliki efikasi 62% dan 90%. Mengapa angka-angka ini menarik?

  • Media massa seringkali hanya tertarik pada angka headline. Tentu saja 70% berada jauh dibawah 90-95% yang dimumkan seminggu sebelumnya oleh kelompok vaksin lain. Hal ini membawa beban tersendiri.
  • Pengumuman menunjukan kalau Oxford-AZ menggunakan total peserta sebanyak 20000, sebagian placebo sebagian penerima vaksin, dan hanya sekitar 100-an dan 30-an peserta menderita COVID 19. Sekali lagi, hanya sebagian kecil peserta sebenarnya memberikan data riset yang berguna.
  • Salah satu grup tes yang menghasilkan 90% efikasi ternyata secara tidak senganya hanya mendapat setengah dosis pada injeksi pertama dan dosis penuh pada injeksi kedua. Laporan tersebut menyebutkan dosis dihitung dari jumlah partikel dalam vaksin. Artinya proses pembuatan vaksin tidak mudah. Walapun dua kelompok lain tidak menyebut permasalahan ini (kesalahan teknis), rasanya tidak mungkin kalau mereka tidak mengalami.
  • Group yang dilaporkan ternyata tediri dari dua tes terpisah, di Inggris dan di Brazil dengan metode tes yang agak berbeda. Kedua kelompok lain tidak melaporkan secara detail bagaimana pembagian demografi 40000 peserta tes. Yang jelas semua tes mengklaim melibatkan orang dari berbagai ras dan umur.

Simpulan singkat

Angka efikasi yang dilaporkan hingga saat ini haruslah ditanggapi secara berhati-hati. Namun hal ini tidak berarti kalau ketiga vaksin yang telah menjalai fase akhir tes medis tidak efektif. Saat ini angka efikasi yang pasti memang sulit diketahui. Patut diingat kalau WHO hanya menargetkan efikasi 50%.

Bagaimana dengan keamanan vaksin?

Metode tes vaksin yang normal berjalan selama beberapa tahun untuk mendapatkan data yang dapat diandalkan. Saat ini kesimpulan yang ada ketiga vaksin ini tampaknya tidak memberi efek samping yang berbahaya selama beberapa bulan setelah injeksi. Efek jangka menengah dan panjang belum diketahui. Patut ditekankan sekali lagi data terbatas ini jauh lebih baik daripada tanpa data (tes fase 3 tidak dijalankan).

Haruskah kita divaksinasi?

Pertama, pertanyaan ini relevan ketika instansi yang berwenang telah mengizinkan pemakian vaksin. Saat ini, tentu saja ini adalah keputusan pribadi berdasarkan asas resiko dan manfaat. Namun, seperti pemakaian masker bertujuan untuk melindungi orang di sekitar kita, vaksinasi pada dasarnya adalah upaya gotong royong untuk menciptakan kekebalan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun