Mohon tunggu...
IG TEGUH EKO
IG TEGUH EKO Mohon Tunggu... Guru - Trainer Pengembangan SDM, Praktisi Pendidikan.

Trainer Pengembangan SDM, Praktisi Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Valentine Saat Pandemi

14 Februari 2021   06:27 Diperbarui: 14 Februari 2021   06:37 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
depok.pikiran-rakyat@com

Bulan Februari masyur dengan Valentine, atau biasa disebut dengan Valentine Day -- Hari Kasih Sayang.  Tepatnya dirayakan pada tanggl 14 Februari. Perayaan ini identik dengan kado yang menyenangkan sebagi tanda kasih sayang. Mawar merah nan merekah, coklat, dan kartu ucapan kasih sayang. Bahkan bagi sebagian remaja bisa dijadikan momentum indah mereka, mungkin sebagai hari mereka "jadian".

Lalu bagaimana kisah hari kasih sayang pada masa lalu dengan masa pandemi ini?. Masihkan relevan Valentine dimasa kini dengan situasi pandemi, jika masih lalu apa yang menjadi wujud kasih sayang itu.  Mari kita tilik dari sejarah Valentine.

Perjalanan Kisah

Jika membaca dari berbagi sumber literasi, banyak kisah yang menceritakan sejarah hari kasih sayang ini. Mulai dari  Athena Kuno dengan kisah pernikahan suci antara Dewa Zeus dan Hera. Lalu kisah seorang santo yaitu Santo Valentinus yang diperingati pada tanggal 14 Februari.

Hingga sampai abad pertengahan kisah Santo Valentiunus ini masih diyakini adanya. Muncul juga kisah valentine pada masa era modern di Amerika Utara. Bahkan sampai Asiapun memiliki kisah sejarah tersendiri. Kisah - kisah ini memang diyakini adanya. Kisah yang menandakan bahwa kasih sayang itu selalu ada pada tiap jamannya.

Namun begitu perayaan-perayaan Hari Valentine kadang tak seindah maknanya. Beberapa negara melarang bahkan menangkap mereka yang merayakan. Tentu alasan larangan ini bermacam-macam sesuai  negara tersebut.

Kasih sayang adalah universal. Setiap insan tanpa terkecuali wajib saling mengasihi dan menyayangi. Berbagai macam perayaan kasih sayang dilakukan sebagai bukti adanya kasih dan sayang itu sendiri. Memang hendaknya kasih sayang tidak hanya ada pada saat valentine saja. Kasih sayang semestinya terjadi setiap saat dan setiap waktu. Tanpa harus menunggu waktu adanya bulan Februari. Kasih sayang menjadi tanda relasi tanpa batas karena bahasa yang digunakan adakah bahasa universal yaitu bahasa cinta. 

Masa Pandemi

Lalu bagaimana memaknai Hari Valentine dimasa pandemi ini. Tak kan pernah luntur makna kasih sayang pada masa apapun. Kasih sayang itu akan terus ada sampai entah kapan. Karena kasih sayang itu mencul sedari bumi, manusia dan alam ini tercipta. Kasih dan sayang itulah yang menjadikan semua ini  masih ada sampai sekarang.

Toleransi yang terjadi juga hasil dari kasih sayang yang terus diperjuangkan dan dipertahankan. Keharmonisan juga produk indah dari kasih sayang. Jika beberapa tempat masih terjadi ketidak harmonisan dan ketidaktoleran, maka momentum Hari Valentine ini adalah tepat untuk kembali memaknai kasih sayang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun