Mohon tunggu...
Ifla Maulana
Ifla Maulana Mohon Tunggu... Jurnalis - Ruang belajar

Sedang mengembangkan bakat melamun.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sekali Lagi, Selamat...

23 Juni 2021   12:05 Diperbarui: 23 Juni 2021   12:21 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kita tak benar-benar kalah, namun terkadang perasaan selalu merasa bahwa ini adalah akhir.

Seringkali kita merasa bahwa hidup seolah tak adil, dari sekian juta langkah perjalanan yang sudah ditempuh namun selalu saja ditemui oleh banyaknya jalan terjal, rimba masalah dan sekat kepercayaan. Kerikil-kerikil kecil itu sering membuat kaki mudah luka,  berdarah, mengeluh kemudian menangis lalu berhenti melangkah. Atau sesekali kita pernah berada di tepi ngarai keputus-asaan.


Saya tak mau menjustifikasi problem semacam ini masuk dalam kategori echoist, itu hanya sejumlah proses kehidupan yang mesti diterabas. Namun kita hanya perlu merubah cara pola pikir. Pandangan di atas terjadi karena kita terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Yang pada akhirnya melahirkan paradigma, "saya tidak ada apa-apanya jika disandingkan dengan yang lain".


Padahal kalau kita tarik, dari sekian banyak problematika yang sering kita jumpai. Diakui atau tidak, kita sebenarnya sudah berhasil melewati itu semua. Kamu tak perlu bertanya, "Memang apa buktinya kalau aku sudah berhasil?".


Menyadari kalau sampai detik ini masih bisa berdiri pun, itu merupakan bukti empiris bahwa kamu berhasil. Kalau mau diuraikan lagi, ada banyak ragam proses yang sudah kamu lalui namun tak pernah disadari. Dari mulai awal jatuh terpuruk hingga saat ini sudah bisa meraih apa yang sudah diharapkan, itu pasti melewati proses yang tak mudah.


Sesekali kita patut berbangga diri, jelas ini berbeda dengan syndrome megalomania. Maksudnya, kita sebagai individu memang sudah seyogianya harus mengapresiasi diri. Terkadang individu perlu asupan seperti itu, agar kita tak terlalu jauh merasa tidak bisa melakukan apa-apa. Dari hal itu biasanya timbul rasa kepercayaan diri. Toh apa yang kita lakukan sudah sesuai kok, tidak menyalahi norma apapun.


Hari ini kamu sedang mencetak sejarah baru dalam kehidupan, jadikan prestasi yang sudah diraih menjadi titik awal kamu untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Semoga dari apa yang sudah didapat, menjadi pelajaran paling berharga dalam memandang kehidupan.


Tak perlu terburu-buru dalam menuntut keberhasilan, nikmati saja perjalanan selanjutnya. Pun kamu tak perlu kaget jika kelak dihadapi problem yang lebih besar. Justru dari situ kedewasaan akan terbentuk, tentang bagaimana cara kamu mengolah persoalan hingga dengan berani menghadapinya.


Hari ini, di belakang namamu ada gelar sarjana. Tak perlu takut, juga tak menjadikan itu sebuah beban. Tuntutan akademisi bukan diukur dari sejauh mana ilmu yang sudah diimplementasikan, asal kita terus merawat kebaikan kepada sesama. Orang tidak akan bertanya apa gelarmu, kan?


Sekali lagi, saya ucapkan selamat atas pencapaiannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun