Jembatan Pulau Balang yang menghubungkan teluk Balikpapan ini merupakan jembatan terpanjang nomor dua di Indonesia. Saat ini untuk menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kota Penajam masih menggunakan jalur kapal feri yang memakan waktu cukup lama sekitar 2,5 jam termasuk waktu antrian di pelabuhan sebelum memasuki kapal feri.
Demikian juga untuk pembangunan jalan tol pertama di Kalimantan yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kota Samarinda diproyeksikan akan segera rampung pada awal tahun 2021 nanti, sehingga jarak tempuh dari Balikpapan ke Samarinda atau sebaliknya cukup ditempuh hanya 1 jam 30 menit saja yang tadinya harus memakan waktu sekitar 3 hingga 4 jam perjalanan darat.Â
Ini tentu saja akan memperlancar arus perpindahan orang dan barang dari satu kota ke kota lainnya sehingga akan ikut memperlancar arus perekonomian di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya.
Melihat perkembangan kota Balikpapan tidak terlepas dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan yang terus meningkat dengan ditandai banyak berdirinya pusat-pusat kegiatan bisnis seperti pusat perbelanjaan, hotel, pusat kuliner, tempat-tempat rekreasi, pembangunan komplek perumahan dan lain-lainnya.
Walaupun sejak terjadinya pandemi Covid-19 ini, denyut perkenomian kota Balikpapan ikut mengalami imbas yang kurang baik. Salah satu sektor yang sangat terdampak adalah sektor pertambangan baik tambang batubara maupun migas.Â
Sektor pertambangan ini merupakan sektor andalan yang menopang perekonomian di kota Balikpapan karena hampir sebagian besar masyarakat Balikpapan memiliki aktifitas yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan industri pertambangan.Â
Dengan merosotnya harga batubara mengakibatkan banyak terjadinya pemutusan hubungan kerja karyawan oleh perusahaan tempatnya bekerja sehingga hal ini akan berdampak juga kepada sektor-sektor perekonomian lainnya.
Perkembangan Pusat Bisnis dan Tempat Wisata
Efek domino dari pengaruh global pandemi Covid-19 ini memang tidak bisa dianggap remeh, hampir semua aktifitas perekonomian seolah harus mati suri, demikian juga yang terjadi di Kota Balikpapan.Â
Beberapa bulan sejak diumumkannya penyebaran wabah virus corona di Indonesia yaitu sejak bulan Maret 2020, pusat-pusat perbelanjaan, tempat-tempat wisata, hotel dan restoran serta bisnis yang terkait dengan kegiatan penerbangan boleh dibilang terhenti apalagi dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar di Indonesia.Â
Namun sejak dilakukan pelonggaran dalam satu bulan terakhir ini dan mulai merangkaknya harga batubara maka roda perekonomian di Kota Balikpapan seolah kembali mulai berputar lagi.