Tangerang Selatan, 19 Januari 2019.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara berkembang yang paling menjadi perhatian dunia khususnya Indonesia. Kemiskinan sendiri merupakan kondisi yang menyangkut ketidakmampuan dalam memenuhi tuntutan kehidupan yang paling minimum, khususnya dari aspek konsumsi dan pendapatan.
Menurut Supriatna (1997:90) suatu penduduk dikatakan miskin bila ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas kerja, pendapatan, kesehatan dan gizi serta kesejahteraan hidupnya yang menunjukkan lingkaran ketidakberdayaan.
Lebih lanjut menurut Emil Salim (dalam Supriatna, 1997 : 82) lima karakteristik penduduk miskin, yaitu
1) tidak memiliki faktor produksi sendiri,
2) tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri,
3) tingkat pendidikan pada umumnya rendah,
4) banyak di antara mereka yang tidak mempunyai fasilitas, dan
5) di antara mereka berusia relatif muda dan tidak mempunyai keterampilan atau pendidikan yang memadai.
Adapun faktor penyebab terjadinya kemiskinan adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi namun tidak memiliki keterampilan atau pendidikan yang memadai. Faktor selanjutnya biasanya disebabkan oleh keterbatasan modal, karena mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan. Dapat pula berasal dari faktor eksternal yaitu krisis ekonomi, serta tidak adanya pemihakan berupa kebijakan yang memberikan kesempatan dan peluang bagi masyarakat miskin.
Faktor lain penyebab kemiskinan yaitu pola pikir, pola pikir masyarakat indonesia adalah pekerjaan menurun antar generasi, seperti bila ibunya pengemis maka jika ibunya akan menyuruh anaknya mengikuti pekerjaan ibunya yaitu mengemis juga. Bila ibunya bekerja lebih giat dan mengubah pola pikir tersebut, maka anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan bisa mengembangkan keterampilan.