Mohon tunggu...
Ifandi Khainur Rahim
Ifandi Khainur Rahim Mohon Tunggu... -

ex-Ketua BEM Fakultas Psikologi UI 2018. Hobinya menulis dan bikin video. Tulisannya random kalo di Kompasiana. Lebih lanjutnya, silahkan kunjungi https://www.ifandikhainurrahim.com/ atau cek channel Youtube saya http://youtube.com/c/SatuPersenOfficial

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kritik untuk Aksi Evaluasi 3 Tahun Jokowi BEM SI: Dear Mahasiswa Zaman Now..

22 Oktober 2017   12:04 Diperbarui: 22 Oktober 2017   12:15 5897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nasional.republika.co.id

Dear mahasiswa zaman now, kali ini saya ingin menulis kepada anda semua, baik yang pro dan mengikuti aksi maupun yang kontra dengan aksi 20 Oktober. Tulisan saya adalah tentang pergerakan mahasiswa. Sederhana memang, tapi saya rasa ini satu hal yang masih belum dimiliki oleh banyak mahasiswa, mungkin termasuk saya sendiri. Oleh karena ini, tulisan ini sebetulnya bukan hanya sebuah kritik terhadap aksi BEM SI. Akan tetapi kritik juga bagi diri saya sendiri sebagai salah satu aktor pergerakan itu sendiri.

Berbicara tentang pergerakan mahasiswa, sebagai Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis di BEM tingkat fakultas, saya biasa membagi tipe gerakan mahasiswa menjadi dua jenis, yaitu gerakan horizontal dan gerakan vertikal.

Gerakan horizontal adalah gerakan mahasiswa yang fokus dan sasarannya adalah masyarakat secara langsung. Contoh dari gerakan ini misalnya bakti sosial, community development, dan banyak lagi. Sementara itu, gerakan vertikal fokusnya bukanlah ke masyarakat secara langsung, melainkan ke elit politik (pemerintah, presiden, gubernur, DPR, KPK, dsb.). Tujuan dari gerakan ke elit politik ini bermain dalam rekomendasi kebijakan, tekanan dari rakyat untuk melakukan kebijakan tertentu, meminta klarifikasi, mengajukan MoU untuk menyelesaikan suatu permasalahan, dan banyak lagi. Biasanya gerakan ini dimanifestasikan dengan dua cara, yaitu aksi demonstrasi dan audiensi langsung ke pemerintah, yang diakhiri dengan memberikan hasil kajian yang dilakukan mahasiswa.

Sumber: https://ppmschool.ac.id/
Sumber: https://ppmschool.ac.id/
Hal yang terjadi di media sosial sekarang adalah saya lihat banyak sekali orang, khususnya mahasiswa itu sendiri yang menghina, mencibir, atau menyindir gerakan mahasiswa secara vertikal. Hal yang saya lihat juga adalah ada banyak juga aktor gerakan horizontal yang sangat tidak setuju dengan gerakan vertikal dengan alasan bahwa gerakan tersebut tidak konkret, tidak berguna, manfaatnya kecil, dsb. Maraknya cibiran tersebut, saya yakin dipengaruhi oleh berbagai pengaruh. Salah satunya adalah pengaruh dari social media influencer yang mulai menyuarakan pendapatnya. Kejadian yang membuat saya kaget adalah bahwa hal itu dilakukan juga oleh akun yang saya follow juga sebagai panutan :)), yaitu akun Kegoblogan di LINE.

Padahal, seharusnya gerakan tidak boleh ada yang dianaktirikan atau disepelekan. Tanpa gerakan vertikal, gerakan horizontal tidak akan bisa efektif. Mau sebagus, seefektif dan seefisien apapun mahasiswa melakukan gerakan langsung ke rakyat, selama tidak didukung, atau bahkan dilarang oleh kebijakan pemerintah, gerakan tersebut manfaatnya tidak akan sebesar dan semasif itu. Bayangkan saja, harus berapa community development (yang prosesnya sangat lama),danusan, cari sponsor, yang mahasiswa lakukan tanpa bantuan dari kebijakan pemerintah untuk melakukan perubahan masif? Tentu mahasiswa butuh dukungan, kita butuh dana dan tenaga kerja lain selain mahasiswa dalam membuat perubahan, pastinya hal tersebut berasal dari kebijakan yang diciptakan elit politik.

Begitu pun sebaliknya, tanpa gerakan horizontal, pemerintah tidak akan bisa tahu keadaan lapangan seperti bagaimana. Pemerintah butuh mahasiswa dalam membantu kebijakan mereka, dan memang itulah menurut saya kelebihan dari mahasiswa. Mahasiswa secara konsep seharusnya lebih dekat dengan masyarakat dibandingkan dengan pemerintah (saya selalu ingat perkataan ini dari Kadept Kastrat BEM F. Psi UI tahun 2015, Ardan Azis, emang keren dia), dekat dengan abang warkop, pemulung yang setiap hari melewati kost, dan keluhan-keluhan mas-mas warteg terhadap pemerintah yang setiap hari kita dengar. Tanpa gerakan horizontal, mahasiswa yang bergerak vertikal pun seakan-akan hanya bisa mengeluh dan memprotes tanpa membuat gerakan konkret. Dan mungkin, inilah yang terlihat di aksi-aksi mahasiswa zaman now.

Oleh karena itu, kritik pertama saya untuk mahasiswa zaman now adalah:

1. Sinergikan gerakan vertikal dan horizontal!

Saya pernah magang di salah satu Startup yang menurut saya menggunakan cara yang cukup keren dalam akuisisi usernya, yaitu RuangGuru.com. Sekarang user mereka sudah jutaan. Ya, startup inilah contoh konkret yang mengajarkan saya sinergi antara gerakan horizontal dan vertikal. RuangGuru melakukan cara horizontal dengan mendatangi secara langsung sekolah-sekolah yang ada di Indo. Akan tetapi, RuangGuru sadar bahwa sekolah di Indonesia ada puluhan ribu, banyak banget!

Tidak bisa didatangi semua sekaligus. Lalu apa yang RuangGuru lakukan? Tentu! Alih-alih melakukan gerakan horizontal ke sekolah-sekolah, mereka lebih baik melakukan audiensi dengan pemerintah di seluruh Indonesia, lewat departemennya yang bernama Government Relation (departemen tempat saya magang). Dan apakah ini efektif? Silahkan lihat saja sendiri hasilnya, sekarang mereka adalah salah satu startup pendidikan terbesar di Indonesia dengan user yang sangat buanyak, padahal baru berdiri tidak lebih dari lima tahun.

Mahasiswa bisa melakukan itu dengan sinergi antara gerakan vertikal dan horizontal. Hal tersebut sudah saya coba lakukan di BEM fakultas dengan cara Psychology Summit. Dengan konsep baru, saat itu PsySummit bisa melakukan gerakan horizontal, yaitu membuat kesadaran sosial tentang kesehatan jiwa sekaligus gerakan vertikal, yakni audiensi langsung dengan Direktur Kesehatan Jiwa di Kemenkes (saya lupa nama lengkap bidang dirjen-nya apa) dan merencanakan kolaborasi lanjutan. Jangan salah, pemerintah sebetulnya sangat welcome dengan inovasi dan gerakan dari mahasiswa. Toh perusahaan swasta seperti RuangGuru saja di-welcome, apalagi mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun