Mohon tunggu...
Ifan alexander
Ifan alexander Mohon Tunggu... Jurnalis - Barokah

jadilah manusia jangan jadi manusia lain

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mahasiswa, Diktator Organisasi

19 Januari 2020   04:30 Diperbarui: 19 Januari 2020   05:33 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak dikalangan aktivis muda yag sedang mengendalikan tak tik perpolitikannya untuk meraih kejayaan jabatan, sebagai pelopor gerakan muda yang mendatang, oleh karna itu sebagian kaum aktivis. Mempunyai strategi  perebutan utuk menata dan mempetakan dirinya sebagai nahkoda yang akan datang, anggap saja merebut kekuasaan sebagai ketua oganisasi,kenapa demikian.

Dalam sajuta berlian yang terlahir di dalam samudra, banyak yang mencari demi kejayaan martabat seseorang pejungjung tinggi yang sangat berwibawa,namun itu perlu kita kaji, ada apa gerangan ? apakah hanya sebatas popularitas semata sehingga dipuja, dan menjadikan kaum aktivitis itu menjadi tokoh?

Saya rasa tidak karna hakikat kejayaan diri sebagai aktivis muda menjadi kan perubahan yang paling unggul, dan bersama sama menjalankan roda organisasi tersebut , Maka disitulah organisasi itu tetap utuh dan maju, salah satu terkadang mempunyai harapan terlalu besar di dalam tubuh organisasi,yaitu jabatan itu sendiri,sehingga mengkerdilkan pemikiran kaum aktivitis meronta-ronta cara merebut kekuasan.

Cara berpikirnya apa cara budayanya yang salah tanam, oleh kalangan muda aktivis, sehingga terciptanya setiap generasi organisasi, Itu mempunyai isu atau konflik, kira kira begitu, tidak dapat dipungkiri itu sudah menjadi kewajiban kaum elit perpolitikan organisasi, dan kesalahan yang paling fatal ketika dua duanya menjadikan alat tolak ukur masa depan yang sangat cerah, Karna berbicara jabatan untuk menjadikan seorang populer dimana mana.

Dikalangan seorang Pemimpin,mempunyai gejala diktator karna pada  tahta yang mereka dapati itu tidak wajar diperolehnya, karna apa,? ya karna perebutan kekuasan yang sangat kejam terhadap sahabat terdekatnya, atau sekelilingnya sehingga banyak perpecahan.

Kawan menjadi lawan, sahabat menjadi bejat, karna tahta atau jabatan yang di incarnya, tidak demikian hanya seperti itu, malah lebih miris terkadang ada yang sering mengemis jabatan, Untuk memperoleh kedudukan yang pas mereka nikmati, hal yang penting bagi kalangan aktivis yang menjadi budaya petarung  jabatan itu lah sekarang.

Terkadang banyak kontroversi dikalangan aktivis muda yang gagal berproses, sehingga mereka yang dulu punya niatan untuk menjalankan roda organisasi, malah justru dia meninggalkannya,oleh karna itu jabatan yang diperebutkan mati matian, tidak mengenal mana itu lawan mana itu kawan, karna dihantui oleh tanta warisan, yang menjadikan budaya lokal di sebuah organisasi.

Seharusnya budaya itu tidak ada didalam oraganisasi, karna mengakibatkan perpecahan, antar ras dan suku serta membentuk golongan kiri dan kanan,yang memperhambat proses sahabat -sahabat di sebuah organiasi.

Dalam organisasi itu harus  mempunyai spirit edukasi dan menjalankan pengembangan skill , dan juga kultur yang ada dalam organisasi tersebut, maka organisasi itu akan tumbuh kader- kader yang militan serta progresif.

# Alex Nusantara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun