Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Makhluk Misterius

11 Februari 2022   06:10 Diperbarui: 11 Februari 2022   10:45 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: detik food.detik.com

Misteri Makhluk Misterius

Oleh : Ifah Latifah

Kreeek... Suara pintu terdengar berderak sontak memghentikan jari-jemariku yang sedang asyik menekan tombol-tombol keyboard laptop butut kesayangan ku. Kuseret langkah kaki menuju ruang depan ingin tahu siapa yang telah membuka pintu mungkin anak atau suamiku. Kulirik jam didinding, jarum jam telah menunjukkan pukul 11.58 menit. Seketika aku ingat kalau suami ku sedang dinas malam dan anak-anak sudah kembali ke kosannya. Hmm... hatiku tambah penasaran.

Tiba-tiba bulu kudukku berdiri aroma busuk  terasa menyeruak memenuhi ruangan. Kulihat pintu masih tertutup rapat tanpa ada tanda-tanda baru di buka. Lantas suara apa tadi? Suara itu tidak asing persis suara pintu depan yang sedang di buka. Belum hilang rasa penasaranku tiba-tiba Duarr...suara petir menggelegar dan lampu padam. Aku nyaris terpental, rasa takut mulai menyergap. Aku sempoyongan kusandarkan pungungku ke dinding aku terkulai lemas tulang belulang ku rasanya seperti mau lepas.

Sebenarnya aku bukan tipe seorang penakut tetapi entah mengapa kali ini aku merasa sangat was-was. Apalagi rumah ini masih terasa asing bagiku karena baru saja  tempati. Rumah ini memang baru di beli beberapa bulan lalu dan baru seminggu kami tempati. Untuk ukuran rumah sebesar ini harga yang ditawarkan pemiliknya tergolong murah. Itu sebabnya tanpa pikir panjang suami langsung memutuskan untuk membelinya. Padahal aku merasa kurang sreg, aku menyimpan feeling  yang kurang baik terhadap rumah ini. Aku pernah menyampaikan keberatanku untuk membeli rumah ini namun suamiku bersikeras membeli karena harganya yang murah sesuai dengan situasi keuangan kami. Selain itu lokasinya juga strategis tidak begitu jauh dari lokasi tempat aku dan suami bekerja. Keadaan lingkungan sekitar rumah dan beberapa tetangga juga membuat aku kurang nyaman.  Aku menangkap ada gelagat aneh. Contohnya ketika aku ajak singgah kerumahku sepertinya mereka enggan kalau ku ajak singgah selalu ada saja alasan yang terkadang menurutku tidak logika. Kalaupun singgah hanya sebentar saja tidak pernah lama. Kalau dilihat dari ekspresinya sepertinya mereka agak was-was.


"Mbak Dwira gimana tidur dirumah baru nyenyak kah? Apa ngak ada yang aneh-aneh gitu?"


Salah seorang tetangga ku bertanya dengan tatapan mata penuh selidik. Dia adalah Mbak Painah tetangga sebelah kanan rumahku. Paling update kalau soal gosip. Kalau sedang mencari informasi gayanya agak-agak mirip wartawan senior. Tiap hari ada saja berita yang dibawanya saat belanja diwarung bu Santi. Beberapa temannya menyebutnya bigos alias biang gosip.

Duar... Suara petir kembali menggelegar  cahaya kilatannya masuk melalui lubang pentilasi. Sekilas tampak sesosok bayangan hitam tinggi besar sedang berdiri tepat didepanku. Dengan refleks aku berteriak sekuat tenaga tetapi rasanya suara ku tak mampu keluar leherku bagai tercekik. Tiba-tiba tanganku terasa hangat seperti ada tangan berbulu lebat yang mencengkeram. Suasana gelap pekat membuatku tak dapat melihat apapun tapi sangat terasa tangan makhluk itu  mencengkeram tanganku. Kukerahkan seluruh tenagaku untuk melepaskan diri dari cengkeraman makhluk misterius tersebut. Akhirnya tanganku mampu  lepas, Kutepis tangan itu sambil coba berlari menuju pintu kamar tapi sia-sia. Malam yang gelap membuat aku tidak tahu dimana arah pintu kamar namun aku tetap berlari sekuat tenaga. Tapi sayang kakiku tersandung meja kecil yang berada di sudut ruangan tak ayal akupun jatuh dan terjerembab di lantai. Aku tidak menyerah aku kembali mencoba bangkit. Namun tangan berbulu itu berhasil menangkap kakiku

"pergi...pergi..."


Aku berteriak sekuat tenaga, tapi lagi-lagi suaraku seperti tercekat. Percuma juga aku menjerit di rumah ini. Jarak antara rumahku dan rumah tetangga agak berjauhan pastinya suaraku tidak akan terdengar. "Ya Rabb tolong lindungi aku", aku hanya bisa menangis.
Aku terus berusaha meronta untuk melepaskan cengkraman makhluk  tersebut. Namun tangan itu semakin kuat mencengkeram ku. Aroma busuk semakin menyengat membuat aku mau muntah. Aku terus berusaha melepaskanya tapi tak mampu. Kini dadaku terasa sesak seperti nya makhluk itu mendekapku. Aku  benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Aku berharap bisa  masuk ke kamar untuk mengambil handphone agar bisa menghubungi suami, anak-anak atau tetangga atau siapa saja yang bisa mebantuku. Namun harapan itu  kini pupus. Nafasku benar-benar hampir habis. Aku pasrah.Tiba -tiba aku teringat petuah guru ngaji jika menemui jin atau makhluk aneh lainnya bacalah ayat kursi. Mulutku mulai komat-kamit membaca ayat kursi sembari memanjatkan doa memohon pertolonganNya. Aku terus membacanya hingga aku merasa tubuhku melemah dan melemah.


Duar....suara petir membangunkan aku.  Kulihat disekitar ku, aku berada di kamar di samping laptop butut kesayanganku. Leherku terasa sakit seluruh tubuhku pegal-pegal. Entah apa yg terjadi. Ku lihat pintu kamar tertutup dengan rapi. Aku penasaran apakah aku bermimpi atau ini benar-benar terjadi. Karena rasa penasaran, akupun ingin melihat keadaan di ruang depan. Aku melangkah dengan sangat hati-hati dan perlahan agar tidak menimbulkan suara. Belum  sempat kubuka pintu kamar, langkahku terhenti oleh sebuah suara Kreeek...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun