Mohon tunggu...
Shafa Maulana Dewi Kurniawan
Shafa Maulana Dewi Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bangladesh Alami Krisis Ekonomi, Berpotensi Susul Sri Lanka?

9 Oktober 2022   12:27 Diperbarui: 9 Oktober 2022   12:44 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, sumber: DepositPhotos

Bangladesh mendapatkan perhatian dunia karena krisis ekonomi yang dihadapinya. Krisis ekonomi di Bangladesh belakangan ini disebut berpotensi terancam dapat mengalami krisis ekonomi parah menyusul Sri Lanka. Masyarakat Bangladesh harus berhati-hati dalam menghadapi krisis ekonomi ini. Harga bahan makanan seperti sayuran, gandum, dan sereal serta bahan bakar telah mengalami peningkatan pada tahun 2022, bahkan harga BBM naik hingga lebih dari 50 persen hanya dalam sepekan. Harga minyak dunia meningkat sebagai akibat dari perang Rusia-Ukraina menjadi penyebabnya dan menimbulkan protes dari warga Bangladesh. 

Terdapat 4 penyebab krisis ekonomi di Bangladesh:

  • Pemerintah Bangladesh melaporkan bahwa cadangan devisa di negaranya berkurang akibat meningkatnya tagihan impor. 

Pada tahun 2022, Bangladesh dihadapkan dengan defisit perdagangan sebanyak 33 miliar dolar AS dan penurunan cadangan devisa dari 48 miliar dolar AS menjadi 42 dolar AS. Pada lima bulan pertama di tahun 2022, Bangladesh mencatat anggaran impor meningkat sebesar 4,3 persen. Negara tersebut harus membayar sebanyak 61,52 miliar dolar AS untuk barang impor, sedangkan pertumbuhan eskpor hanya 32,9 persen.

  • Bangladesh disebut mempunyai pinjaman luar negeri secara besar-besaran selama beberapa tahun terakhir. 

Bangladesh menerima pinjaman dari Rusia sebanyak 12 miliar dolar Amerika Serikat untuk mendirikan pabrik nuklir dengan angsuran sebanyak 56,50 dolar AS yang dibayarkan mulai tahun 2025. Hal tersebut berarti bahwa Bangladesh harus mengeluarkan 56,50 juta USD setiap tahun. 

  • Melonjaknya harga minyak dunia

Bangladesh terpaksa melakukan pemadaman listrik bergilir sebagai aksi penghematan bahan bakar. Beberapa daerah di Bangladesh tidak menggunakan listrik selama 13 jam dalam satu hari. Minyak dunia meningkat tajam berdampak besar pada negara ini karena harus menaikkan harga BBM yaitu bensin mengalami peningkatan sebanyak 51,7% dan solar sebanyak 42,5% pada Agustus 2022. Banyak pembangkit listrik tenaga diesel kekurangan bahan bakar sehingga ditutup pada beberapa pekan di bulan September 2022.. 

  • Inflasi pasar ekspor

Bangladesh merupakan pengekspor tekstil terbesar di dunia dan menyumbang 10% dari PDB hingga menciptakan 4,4 juta pekerjaan di negaranya. Inflasi pasar ekspor berakibat pada perlambatan permintaan tekstil terutama di Amerika Serikat dan Eropa bahkan tidak melakukan pemesanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun