Mohon tunggu...
Intan Dewi Sulastri
Intan Dewi Sulastri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Universitas Indonesia

Storyteller

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koperasi di Era Disrupsi: Adaptabilitas dan Mekanisme Beradaptasi

1 Juni 2023   19:55 Diperbarui: 1 Juni 2023   20:35 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa pengguna internet Indonesia akan mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022–2023, peningkatan 2,67% dari 210,03 juta pada periode sebelumnya. Hal ini menunjukkan betapa besarnya penggunaan internet di Indonesia dan potensi pertumbuhan teknologi yang besar.

Besarnya potensi pertumbuhan ini, tentu saja tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja. semua pihak harus segera berbenah dan melakukan penyesuaian dalam era disrupsi ini. Penerapan teknologi yang sudah layaknya teman hidup dengan kegunaannya yang semakin kuat di masyarakat memaksa semua pihak untuk beradaptasi dengan teknologi, salah satunya adalah koperasi. Koperasi tradisional sekarang harus berubah untuk tetap relevan di tengah maraknya disrupsi teknologi. Semua sistem, termasuk sistem administrasi, keanggotaan, manajemen kelembagaan, pembiayaan, dan seluruh badan koperasi harus diubah menjadi lebih ramah terhadap teknologi.

Rully Indrawan, sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, menyatakan bahwa digitalisasi adalah langkah penting bagi koperasi untuk beradaptasi dan bertahan di era disrupsi teknologi saat ini. “Digitalisasi bukan sekedar menghindari kontak fisik, tapi juga menciptakan tingkat efisiensi dan skala ekonomi yang baik bagi para anggota koperasi maupun koperasi sendiri. Jadi digitalisasi ini sangat penting bagi perkembangan koperasi ke depan”. Dengan menerapkan digitalisasi, koperasi dan masyarakat akan mendapatkan banyak manfaat, termasuk banyak aspek koperasi yang dapat mengefisiensikan pekerjaan para anggotanya; mengurangi kemungkinan gagal bayar bagi koperasi simpan pinjam dengan peningkatan kevalidan data; dan meningkatkan kepuasan anggota dengan kemudahan, kecepatan pelayanan, kenyamanan, dan keamanan saat melakukan transaksi dengan koperasi.

Meskipun ada banyak manfaat yang dapat dicapai dengan menerapkan digitalisasi, ada beberapa hambatan yang perlu diakomodasi dengan baik oleh semua pihak yang terlibat. Ini termasuk kurangnya pengetahuan sumber daya manusia tentang teknologi, kurangnya branding dalam pemasaran koperasi, keterbatasan infrastruktur, hingga kesenjangan digital. 

Digitalisasi membutuhkan keterampilan dan pengetahuan khusus dalam penggunaan teknologi. Banyak koperasi yang menghadapi kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang terampil dalam bidang teknologi.Tidak semua anggota koperasi memiliki akses atau keterampilan dalam menggunakan teknologi digital. Kesenjangan digital antara anggota yang mahir teknologi dan yang tidak, dapat menjadi hambatan dalam mengadopsi dan memanfaatkan kemajuan digital secara menyeluruh di dalam koperasi. Sehingga, koperasi juga perlu menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam pelatihan dan pengembangan karyawan agar dapat menguasai teknologi yang diperlukan. 

Implementasi teknologi digital dalam koperasi bisa memerlukan biaya yang signifikan. Koperasi perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk membeli perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan atau memperbarui sistem yang ada, serta melatih karyawan. Keterbatasan anggaran dapat menjadi hambatan dalam menerapkan digitalisasi secara menyeluruh. Apalagi, bagi koperasi yang berada di daerah yang biasanya terkendala infrastruktur. Jika koperasi beroperasi di daerah yang belum memiliki akses internet yang luas atau koneksi internet yang stabil, implementasi teknologi digital menjadi sulit.

Mungkin untuk meningkatkan ekonomi masyarakat menengah ke bawah dengan mendorong koperasi. Koperasi dapat meningkatkan daya saing dibandingkan dengan usaha non-koperasi. Untuk mempercepat kemajuan, operasi harus dioptimalkan untuk menghindari kesulitan pencatatan data manual. Dengan teknologi dan digitalisasi, kita dapat mengatasi masalah kecil yang dapat menghambat kemajuan. Ingatlah bahwa koperasi harus terbuka kepada anggotanya. Begitu sebaliknya, koperasi dapat mengawasi anggotanya. Koperasi akan lebih mudah mulai bergerak menuju pertumbuhan dan pembaharuan jika mereka bertanggung jawab atas pengelolaan.

Karena sebenarnya, mewujudkan digitalisasi harus dimulai dengan sosialisasi. Koperasi saat ini tidak perlu digitalisasi. Pembangunan digital dan teknologi sangat dinamis dan terus mengalami pembaharuan. Ini dapat menyulitkan koperasi di masa depan. Selanjutnya, masalahnya adalah bagaimana meyakinkan koperasi untuk mulai menggunakan bentuk digital dan kemudian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun