Mohon tunggu...
Senja Guzel
Senja Guzel Mohon Tunggu... Lainnya - 28/f/Bekasi

Memperhatikan dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berlayar: Sebuah Refleksi Diri.

15 Mei 2021   00:16 Diperbarui: 15 Mei 2021   01:08 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: velasco Indonesia

Cerita ini dimulai dari seorang dengan inisial V.

V adalah seorang manusia biasa yang sedikit berbeda dengan kebanyakan orang. Pikirannya selalu sibuk memikirkan bagaimana dunia bergerak. Bagaimana makhluk hidup dapat terus berkembang biak dengan sendirinya tetapi selalu saja ada binatang yang punah tiap waktu. Bagaimana hidupnya berlayar dengan arah yang tidak sesuai dengan kehendaknya.

Hidup adalah kapal sederhana yang berjalan sesuai dengan gerakan ombak. Awalnya bergerak santai, tanpa tujuan. Manusia yang menjalani kehidupan adalah satu - satu nya penumpang sekaligus pengemudi kapal sederhana itu. Saat kapal tidak punya tujuan dan hanya bergerak santai, manusia terlihat sangat menikmatinya. Pemandangan terlihat indah meskipun sebenarnya sejauh mata memandang hanyalah luasnya samudra. Seiring berjalannya waktu, kapal akan berhenti di suatu pemberhentian untuk sekedar membeli perbekalan, bertukar cerita dan ilmu, atau hanya sekedar saling sapa antar penumpang kapal lain. Saat di pemberhentian tersebut, beberapa orang akan naik kapal untuk menemani sang penumpang kapal memulai perjalanan nya kembali dan menikmatinya bersama-sama. 


Kapal V sudah menentukan pulau tujuan nya jauh sebelum berlayar. Semangat V begitu menggebu saat awal V menjalankannya. Sayangnya, ditengah jalan V saat V berhenti di satu titik pemberhentian, orang - orang mulai naik ke kapal V dan menentukan pulau tujuan mereka sendiri dan tidak menggubris V. Orang - orang tersebut sangat penting bagi hidup V sehingga V tidak bisa menolak. V tidak ingin ribut. V hanya ingin bebas. V memutuskan untuk mengantar mereka satu persatu ke pulau mereka sebelum akhirnya V kembali ke rute tujuan V.

V adalah manusia yang jauh dari kata tidak beruntung. Saat V kembali pada rutenya dan berhasil mengumpulkan motivasi V kembali untuk mencapai pulau tujuan nya sendiri, kondisi kapal V sebagian besar telah rusak. Sumber daya untuk memperbaikinya sudah habis. Jangankan ke pulau, ke tempat pemberhentian untuk memperbaiki kapalnya saja V tidak bisa. 

Begitulah akhirnya V berakhir terombang ambing di lautan dunia. Dengan kapal kehidupan nya yang makin lama terhempas angin. V berbaring memandang bintang. V tidak tahu apa yang ia sendiri rasakan. V bersyukur masih dapat memberikan yang terbaik untuk orang - orang yang penting bagi V. Tidak dapat dipungkiri, V pun kesal dengan mereka yang seolah tidak menganggap V ada. Penyesalan, kesedihan, kesepian mulai timbul seperti karat yang tidak bisa hilang dan semakin menggerogoti. 

V menarik nafas panjang. Begitu besarnya rasa syukur V atas apa yang ia dapatkan selama kapalnya berlayar. Harta yang lebih dari cukup, kepuasan karena orang - orang yang penting baginya sudah ada di tempatnya masing - masing. V tidak mengharapkan ucapan terima kasih atau imbalan apapun. Semua V lakukan hanya untuk mereka. Semua perasaan itu, bukankah seharusnya sudah cukup untuk menyembunyikan karat yang tumbuh didalam diri V?

Lapar. Haus. Rasa sakit sedikit demi sedikit timbul karena V sudah berbaring disana dalam waktu yang amat lama. V masih memiliki sedikit perbekalan. Namun, dirinya enggan untuk sekedar mengisi perut. Pada dasarnya nafsu makan dipengaruhi orang emosi dalam hati seseorang. Wajar bila kebimbangan V menutupi keinginannya untuk makan.

Manusia punya berbagai cara untuk menyalurkan emosinya. Emosi apapun, mulai dari marah, sedih, maupun bahagia, semua butuh penyaluran untuk kehidupan yang bebas tanpa tekanan. Berbagai bentuk penyaluran emosi dilakukan untuk memuaskan diri sendiri. 

V menggerakan tangan kirinya. Tanpa sadar, ada pecahan mata pisau tergesek ketika tangan kirinya bergerak. V meringis dan memandang jari tengah tangan kirinya yang terluka. Ada beberapa tetes darah mengalir dari luka tersebut. Rasa sakit dari jarinya itu membuat V berpikir, pada dasarnya yang menarik hati manusia itu adalah rasa sakit. Orang - orang cenderung mulai bergerak jika telah ada orang yang tersakiti. Orang - orang mulai peduli apabila salah satu dari mereka tersakiti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun