Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sekawanan Burung Pipit

9 Desember 2021   00:04 Diperbarui: 9 Desember 2021   00:09 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Lila nathania (Intisari Online)

Sekawanan burung Pipit
_________________
____

Suatu pagi yang sunyi, sekawanan pipit mulai beterbangan keliling mencari makan. Hingga hinggaplah sekawanan itu di atas tanah kering yang dulu merupakan persawahan tempat mereka biasa mencari makan. Tapi sayang, seluas mata sekawanan pipit itu memandangi, padi yang diharap pun sudah tiada lagi.

Kemudian sekawanan pipit itu kembali terbang, mencari ke sudut lain, ke sudut yang biasanya dapat berpesta. Disaat para petani sedang asik menggebukan batang padi untuk memisahkan batang dan butir padinya, sekawanan pipit  dapat mengais butir - butir sisa padi yang tak sengaja jatuh tertinggal di atas tanah persawahan. Namun kembali sayang, ternyata tak ada lagi para petani dengan tumpukan padi. Harapan sekawanan pipit untuk berpesta pun, kini hanya menjadi ilusi.

Akhirnya sekawanan pipit itu hinggap di dedahanan ranting pohon nangka, di pinggiran jalan kecil penghubung desa dan persawahan.
Menyaksikan lahan yang biasa menjadi tempat mereka mencari makan, kini habis sudah di buldoser orang.

Sekawanan pipit yang biasanya riang, yang senang mengganggu para petani disaat  mereka berada di sawah itu pun kini bersedih. Melihat para petani, orang - orangan sawah, dan bunyi bising suara kaleng berisi batu yang biasanya ditarik oleh petani untuk menakuti sekawanan pipit pun tidak ada lagi. 

Sekawanan pipit.
__SpK

(Tangerang, 8 Desember 2021)

#sangpencintakeheningan
#menulisuntukkedamaian
#kesedihanburungpipit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun