Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pasar Sore

26 November 2021   17:58 Diperbarui: 26 November 2021   18:08 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lari berlari anak - anak meminta uang kepada ibunya, di sore itu.
 Jalan begitu padat merayap, tiap - tiap bahu jalan dipenuhi pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya.
Pasar sore, ucap teman di depanku.

Sejenak ku turun dari motor dengan pakaian yang kotor dan sedikit berbau keringat, mendekati keramaian, mencari sesuatu yang mungkin menarik hati.
Kuperhatikan dengan seksama, mungkinkah ada sedikit barang bahkan makanan yang dapat menggoda selera?  
Berjalan ke ilir melintasi setiap pedagang, dan kembali lagi ke tempat teman yang sudah dari tadi duduk menunggu di parkiran.

Satu kotak martabak manis, dan 2 buah es cappucino cukup menemani di malam ini, ucapku  
Temanku pun tersenyum, dan mengajak untuk kembali laju karena perjalanan masih sedikit jau.

Senja hampir tenggelam oleh gelap malam
Disudut kota besar, banyak cerita yang belum tersiratkan
Rahasia kehidupan dibalik kehidupan
Sebuah perjuangan akan besarnya pengharapan

Sore di pinggir sebuah jalan
Pasar sore
....

(Tanggerang, 26 November 2021)
#sangpencintakeheningan
#menulisuntukKedamaian
#hiduplah1000tahunlagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun