Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bait dari Ruang Hening untuk Ibu

23 November 2020   23:46 Diperbarui: 24 November 2020   00:06 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu, sosok wanita paru bayah yang kini sedang tertidur lelap di kasur, dalam kamarnya.
Sosok wanita yang setiap pagi menjadi alarm pembangun tidur untuk aktivitas yang kini menjadi rutinitas.
Sosok Wanita yang menyambut di saat pulang dengan membukakan pintu rumah dan bertanya "Mau kopi apa teh nak?" Dan
Sosok wanita yang setiap hari ku perjuangkan untuk melihatnya tersenyum.

Mungkin duniaku terlalu sempit, tak bisa mengikuti aktivitas yang berlebihan. Jalan'jalan menghabiskan uang, dan pergi mencari sensasi dan menjadikannya viral.

Tapi, untuk wanitaku?
Akan ku luaskan. Dan ku kabulkan apapun yang beliau harafkan.

Kota Pagar Alam menjadi tempat kelahiranku,
Terlahir dari suku Jawa membuatku memegang teguh pesan - pesan nenek moyangku.

Aku tau, kelak aku akan menua. Dan tak tau oleh siapa menghabiskan masa tua.
Tapi selama masih ada kedua orang tua.
Aku berjuang untuk membuat mereka bahagia dan bangga.

_BaitDariRuangHening_
(Pagar Alam, 23 November 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun