Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerbung 12: Sari & Candra (Cinta dan Terpisah), Part 12 Nasi Bungkus dari Santi dan Pesan Baru dari Sari

27 September 2020   21:43 Diperbarui: 27 September 2020   21:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Siap Bu."

"Yaudah Can. Wassalammuallahikum." Ucap Ibu lurah sambil berjalan mengarah keluar pintu masuk Kelurahan.

"Wa'alahikum salam."

Astagfirrullah, ada apa dengan hati ini. Astagfirrullah aladzim.

Waktu terus berjalan, jam sudah menunjukkan pukul 12.20 Wib. 

"Assalammuallahikum" suara wanita mengucap salam dari arah pintu Kelurahan.

"Wa'alahikum Salam." Sahutku yang sedang berdiri di dapur Kelurahan, sembari mengudak secangkir kopi yang baru saja ku cor dengan air hangat. 

"Can, ini aku bawakin makan siang." Suara wanita itu mendekat ke arah dapur.

"Wah. Yang baru habis jalan-jalan. Hahaha tumben baik. Haha" sahutku meledek Santi yang baru saja tiba dari penyuluhan air bersih bersama Pak Lurah.

"Nih.. kalo gak mau udah. Aku buang aja! Haha" 

"Wah jahat bener ni anak. Udah di tinggal sendirian di Kelurahan, kelaperan, bawakin makanan terus mau di buang. Hhaha oke... oke. Terserah kamu deh. Bilang aja gak iklas hahha" aku yang mulai berjalan menjauhi dan mengarah ke meja T.U. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun