Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Wanita di Derasnya Air Hujan

28 Februari 2020   14:46 Diperbarui: 28 Februari 2020   14:54 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Di mana ada pertemuan pasti akan selalu ada yang namanya perpisahan. Dimana ada perpisahan, disana juga pasti ada benih-benih yang kita sebut kerinduan. Dan di setiap pertemuan pasti terdapat momen-momen yang indah, yang bisa jadi itu hanyalah suatu kebetulan saja.

  Dengan pakaian yang basah kuyup di bawah derasnya air hujan yang turun. Seorang wanita menegurku yang sedang berdiri di depan warung mpok jum,

 "Assalammuallahikum?"

 "Wa'alahikum salam."

 "Apa kamu sarif?"

 "Iya"(sembari memandangnya)

 "Hm... pindahan dari mana?"

 "Dari Kp.kencana lama."

 "Ooo... lagi mau beli apa?"

 "Beli kelapa."

 "Ooo... yaudah. Sebentar lagi juga keluar mpok jumnya. Jangan hujan-hujanan nanti sakit hehehe"(ledeknya sambil tersenyum)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun