Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan, Cokelat, dan Tentangmu (Damar)

17 Februari 2020   19:11 Diperbarui: 17 Februari 2020   19:56 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pustaka-mimpi.blogspot.com

Ku lihat wajah langit mulai gelap, suara gemuruh pun merajai langit. Burung-burung beterbangan dengan rasa takut, seperti akan terjadi hujan lebat menyiram kegersangan bumi. Panas telah lama hilang, angin pun mulai bertiup menerpa dedaunan. Langit mulai menurunkan airnya, semula perlahan-lahan, dan kemudian begitu derasnya. Tak bisa terelakkan lagi, bahwa hujan telah datang menyampaikan salamnya di sore ini.

 Aku duduk di jendela kamar, menyaksikan berkah hujan dari tuhan. Ingin rasanya ku menari-nari dibawah airnya, agar bisa ku tumpahkan semua duka, sedih dan kecewa. Air mataku terasa telah kering, dari semalam menangisi kepergian sosok laki-laki yang amat ku cintai, yang dulu berjanji akan setia. Namun akhirnya memutuskan pergi meninggalkan ku bersama luka-luka.

 Mengapa kau pergi? Selalu itu yang terlintas di pikiranku. Adakah kau mengerti, segenap jiwaku mencintaimu. Menyayangimu dan selalu menjaga rasaku sepenuhnya untukmu. Kenapa kau harus hadir? Kenapa kau memulai semua cerita? Bila pada akhirnya kau pergi meninggalkan luka. 

 "Hey?"(tegur seorang laki-laki)

 "Hey."

 "Kamu laras? Anak Ipa 1."(tanya laki-laki tersebut)

 "Iya. Kenapa?"

 "Tidak apa-apa. Cuman mau mastiin doang?"

 "Mastiin apa?"(sedikit bingung)

 "Gak. Soalnya kata temen kamu jadi bintangnya di kelas Ipa 1. Jadi aku mau pastiin. teman aku nyebar berita bener, apa hoak doang?"(laki-laki itu tersenyum)

 "Terus, sekarang gimana hasil dari beritanya?"(sembari malu-malu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun