Duduk terkulai lesu di depan warung bakso. Menantikan adanya pembeli yang iba terhadapnya. Dengan menadahkan tangan sembari meminta pada pembeli atau orang yang lewat. Begitu kerasnya hidup di ibu kota. Apakah kesenangan hanya untuk mereka yang beruang? Dan kenapa nenek ini meminta-minta, terus... anak-anaknya kemana? Tak adakah seorang anaknya yang perduli, walau untuk sekedar menafkahinya. Di usianya yang sudah terbilang lanjut, masih harus bekerja. Walau hanya dengan meminta-minta.
 Hati ku menjadi gusar, pikiranku hanya terpokus ke wanita tua yang duduk mengapar itu saja. Di saat hujan turun, nenek pun berdiri dan berpindah ke tempat yang tidak kena air hujan.
 "Nek?"(tanyaku)
 "Ia nak."(nenek yang bergegas melihatku)
 "Duduk sini saja nek, jangan berdiri di situ. Hujan kayaknya lama soalnya langit begitu hitam. Ayo mari nek?"
 "Gak nak. Nenek sini saja."(sambil tersenyum dan menundukkan wajahnya)
 "Udah nek duduk sini! Tenang, gak bakal ada yang marah kok."(jefri yang bergegas berdiri menyuruh nenek duduk di tempatnya."
 Ku lihat wajahnya begitu lelah
 "Nenek udah makan?"(tanyaku)
 "Belum nak."(sambil malu)
 "Jef tolong pesenin bakso."(sembari menoleh ke arah jefri)
 "Gak usah nak."