Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita hidup pengamen

15 Februari 2020   11:25 Diperbarui: 15 Februari 2020   11:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ku teruskan langkah kakiku, sembari memasuki lapak-lapak pedagang. 

 "Ribuan kilo, jalan yang kau tempuh. Terima kasih bang. (Sembari mengambil uang yang di sodorkan pedagang) lewati rintang untuk aku anakmu. Terima kasih bu. (Mengambi uang dari pedagang) ibu ku sayang, masih terus berjalan. Walau telapak kaki, penuh darah penuh nana. Terima kasih bu.(sembari mengambil uang) seperti udara, nafas yang engkau hembuskan tak mampu ku membalas. Terima kasih bu.(mengambil uang yang di sodorkan) ibu...."

 Lagu demi lagu aku mainkan, nyanyian demi nyanyian ku senandungkan. Berharap para pedagang suka, dan mau membagi rezeki mereka.

  ......

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun