Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Potret Perjuangan Pengawas di Daerah Terpencil

1 Mei 2017   23:52 Diperbarui: 2 Mei 2017   00:58 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah guru sedang melewati sungai untuk pergi ke sekolah. (Foto : Republika)

Pengawas merupakan salah satu ujung tombak peningkatan mutu pendidikan..Tiap-tiap pengawas memiliki sekolah atau guru binaan. Rata-rata antara 10 sekolah dan 60 orang guru atau 10 (sepuluh) satuan pendidikan pada jenjang TK/SMP/SMA/SMK. Tugas pengawas pada dasarnya adalah membina dan meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran, baik dalam menyusun administrasi maupun melaksanakan pembelajaran di kelas. Kegiatan supervise yang dilakukan oleh pengawas bisa dijadikan semacam “bengkel  akademik”  untuk meningkatkan kompetensi guru.

Pengawas dalam waktu tertentu berkunjung ke sekolah-sekolah binaannya. Menemui kepala sekolah dan atau guru. Berdiskusi tentang kendala atau permasalahan yang berkaitan dengan masalah akademik, khususnya profesionalisme guru, serta membantu mencari solusinya.

Tugas pengawas sangat berat. Memastikan bahwa guru-guru yang dibinanya berkinerja baik dan mampu melaksanakan tugasnya secara profesional. Pengawas diharapkan banyak mengetahui informasi baik yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan yang terbaru maupun wawasan yang berkaitan ilmu didaktik-metodik karena guru tentunya memerlukan arahan bagaimana cara mengajar yang baik didalam kelas.

Bagi para pengawas yang berada di wilayah perkotaan, mungkin kunjungan ke sekolah tidak terlalu sulit, karena wilayah jangkauannya tidak terlalu sulit, dan guru-guru binaannya berkumpul di satu titik, tetapi pengawas yang bertugas di wilayah terpencil menjadi kendala tersendiri, karena sekolah-sekolah binaannya tersebar di berbagai kecamatan atau desa yang lokasinya berjauhan.

Seorang pengawas sekolah yang bertugas di wilayah terpencil menyampaikan bahwa baginya, butuh waktu satu hari untuk berkunjung ke sekolah binaannya. Dan itu pun kadang harus menginap karena kesorean, cuaca hujan, dan medan yang sangat berat untuk dilalui.

Kendala yang dihadapi oleh pengawas di daerah peolosok disamping jarak sekolah binaan yang jauh, juga kondisi jalan yang rusak parah. Kadang sinyal HP pun tidak ada, sehingga mereka sulit saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya ketika mereka ke wilayah binaan masing-masing, sementara berangkat dari kantor dinas pendidikan/UPTD bersama-sama.

Kondisi medan yang rusak berat dan esktrim memang cukup membahayakan terhadap pengawas. Bahkan di selatan Cianjur ada seorang pengawas yang pernah beremu dengan hewan buas di hutan setelah berkunjung dari sekolah binaannya. Tugas pengawas yang berat tersebut kadang tidak disertai dengan fasilitasi dari pemerintah, baik dalam bentuk kendaraan dinas ataupun dana operasional, sehingga hal ini menjadi kendala bagi pengawas dalam melakukan pembinaan kepada sekolah atau guru.

Pengawas menggunakan kendaraan pribadi dan dana operasional dari kantong sendiri ketika melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah. Hal ini diakui secara pribadi memberatkan, tetapi mereka tidak memiliki pilihan, harus melaksanakan tugas karna pengawas pun dihadapkan pada penilaian kinerja.

Pengawas tidak mendapatkan kendaraan dinas atau dana operasional karena dianggap telah disertifikasi, salah satunya digunakan untuk kegiatan operasionalnya. Anggapan tersebut tidak salah juga. Walau demikian, mereka menganggap bahwa akan berat jika hanya mengandalkan dana dari pribadi.

Sebagai aparat dari pemerintah daerah yang bertugas membina dan meningkatkan profesionalisme guru, tentunya hal yang wajar pula pengawas difasilitasi kendaraan dinas atau dana operasional untuk menunjang tugasnya, walau mungkin akan menghadapi kendala ketersediaan anggaran di daerah. Jangan sampai pengawas dituntut untuk berkinerja dengan baik, berkeliling, berkunjung ke satuan pendidikan yang dibinanya, tetapi kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah.

Selain fasilitas kendaraan dan dana operasional, yang perlu diperhatikan juga adalah peningkatan profesionalismenya. Perlu ada forum-forum ilmiah yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk sebagai sarana meng-upgrade atau sekedar me-refreshkompetesi pengawas. Selain oleh pemerintah, forum-forum ilmiah, juga dapat dilaksanakan oleh organisasi profesi pengawas seperti KKPS, MKPS, atau APSI. Anggarannya ada yang berasal dari pemerintah, juga ada yang mandiri. Pengawas Jangan sampai tertinggal infomasi isu-isu atau kebijakan terbaru dunia pendidikan karena ketika mereka datang ke sekolah yang dibinanya, para guru berharap ada informasi atau ilmu baru yang disampaikan pengawas. Dengan kata lain, kehadiran pengawas benar-benar dirasakan manfaatnya, bukan hanya sekedar menggugurkan tugas. Dengan kata lain, cucuran keringat dan pengorbanan yang telah dikeluarkannya bisa terbayar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun