Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Open House Blusukan ala Bupati Purwakarta

7 Juli 2016   01:42 Diperbarui: 7 Juli 2016   02:02 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyelanggarakan open house di rumah milik warga. (Foto: merdeka.com)

Oleh:

IDRIS APANDI

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada saat idul fitri adalah Open House.Secara sederhana acara ini dapat diartikan sebagai “membuka rumah.” Dalam konteks  yang lebih luas, kegiatan ini diidentikkan sebagai acara silaturahmi yang diselenggarakan oleh seorang pejabat, ketua partai politik, pengusaha, atau tokoh-tokoh tertentu. Orang-orang datang ke rumahnya untuk bersilaturahmi dan memohon maaf.

Hal yang berbeda dilakukan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Bupati yang selalu menggunakan pakaian khas Sunda dan ikat kepala tersebut melakukan kegiatan open housedi rumah warganya yang hampir rusak. Bagi lawan-lawan politiknya, mungkin hal ini disebut sebagai pencitraan, tapi Saya tidak ingin masuk ranah tersebut.

Saya mengamati memang Bupati yang membumi ini selalu mengambil kebijakan yang kreatif, anti mainstream.Misalnya, adanya larangan pedagang masuk sekolah, anak sekolah wajib membawa makanan sendiri, masuk sekolah jam enam pagi, larangan seorang laki-laki bertamu ke rumah seorang perempuan lebih dari jam sembilan malam, dan jika aturan ini dilanggar, maka dia akan diproses menurut hukum adat dan akan dikawinkan dengan wanita yang dikunjunginya.

Selanjutnya Dedi Muyadi membentuk tim untuk membela guru yang dikriminalisasi, dan kini menyelenggarakan open housedengan cara yang berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh pejabat kebanyakan, yaitu open housedi rumah milik warga. Pada umumnya, sang pejabat duduk di dalam rumahnya menunggu orang-orang yang datang untuk bersilaturahmi dan memohon maaf. Pada dasarnya cara seperti itu tidak salah, tetapi budaya feodal dan protokolernya masih terasa kental.

Dedi menyelenggarakan acara open house di rumah warga dengan tujuan supaya lebih membumi, lebih dekat dekat rakyatnya, dan menghilangkan sekat antara pemimpin dengan rakyatnya karena pada dasarnya seorang pemimpin adalah pelayan. Open housetidak selalu identik rakyat atau bawahan yang mendatangi pemimpinnya, tetapi sebaliknya, pemimpin yang blusukan mendatangi rakyatnya. Hal tersebut tentunya baik dalam membangun komunikasi efektif antara pemimpin dengan rakyatnya.

Open housepun tidak selalu identik dengan adanya hidangan makanan yang enak-enak dan bagi-bagi “THR” atau angpau,tetapi cukup dengan hidangan alakadarnya. Tapi, kalau pun mau ada hidangan makanan yang enak-enak dan bagi-bagi “THR” atauangpau,hal tersebut juga sah-sah saja.

Kegiatan open housedengan terjun langsung ke lapangan selain sebagai sarana silaturahmi seorang pemimpin, juga bertujuan untuk melihat langsung kondisi nyata masyarakat, memantau jalannya pembangunan, dan menterap aspirasi masyarakat. Dengan kata lain, acara open housebukan hanya sekedar acara maaf-maafan, tetapi juga memberikan manfaat lebih.

Saat ini sudah bukan waktunya pemimpin yang hanya duduk di belakang meja yang hanya menunggu laporan staf yang kadang bermental Asal Bapak Senang (ABS) atau penjilat, tapi harus memastikan antara yang dilaporkan staf dengan yang kondisi riil di lapangan.

Presiden Jokowi pun melaksanakan lebaran sambil blusukan ke Padang Sumatera Barat. Masyarakat begitu antusias  terhadap kedatangan Jokowi karena tidak menyangka Jokowi akan datang ke Padang. Jokowi adlah presiden RI pertaa pertama yang melaksanakan shalat Id di Padang, Dengan gaya khasnya, Jokowi berkomunikasi dengan warga dan tentunya menjadi sasaran selfie para warga yang ingin mendokumentasikan kedatangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun