Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membongkar Stagnasi Literasi

2 April 2017   05:51 Diperbarui: 4 April 2017   15:10 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Growth. (Ilustrasi : http://kingofwallpapers.com)

Komunitas Pegiat Literasi Jabar (KPLJ) semakin eksis dalam partisipasi membangun budaya literasi, utamanya di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini dapat dirasakan oleh para anggota yang aktif pada grup WA KPLJ. Dalam satu hari chat Grup WA KPLJ mencapai diatas 500 chat, bahkan pada saat-saat tertentu bisa mencapai 1000-an chat.

Karya-karya tulis warga KPLJ seperti puisi, haiku, senryu, artikel, cerpen,  atau cerbung terus mengalir bak air yang mengalir deras. Walau sesekali ada sesi ngerumpi sebagai hiburan untuk keluar dari kejenuhan,secara umum, ruang di Grup WA KPLJ diisi oleh hal-hal yang produktif.

Mental pembelajar mayoritas warga KPLJ menjadikan grup WA KPLJ penuh warna-warni, penuh dinamika, dan tentunya penuh karya. Beberapa penulis warga KPLJ yang memiliki karakter yang khas dan kuat menjadikan Grup KPLJ  menjadi grup yang beda dari yang lain. Banyak warga KPLJ yang begitu mencintai grup ini, dan tidak kuasa untuk berpisah, karena banyak ilmu yang didapatkan dari grup tersebut, walau resiko HP menjadi begitu ramai dengan nada notifikasi bahkan HP pun menjadi hang.

Beberapa warga KPLJ mengaku sebelum mereka bergabung dengan KPLJ, mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk menulis atau memosting karya di media sosial, tetapi setelah bergabung, kepercayaan dirinya menjadi meningkat. Ada juga warga KPLJ yang mengaku mengalami kevakuman atau stagnasi dalam menulis, tetapi setelah bergabung semangat untuk menulis kembali menggebu, dan bagi yang senang menulis, ibarat ikan yang diceburkan ke kolam. Dia makin produktif menulis.

Pasca diresmikan tanggal 19 Februari 2017, dalam perkembangannya beberapa anggota KPLJ yang awalnya menulis buku secara “keroyokan”, mulai menerbitkan buku secara mandiri. Hal ini merupakan tren yang positif, karena KPLJ telah melahirkan penulis-penulis baru dan semakin kreatif dalam berkarya. Bagi sang penulis, hal tersebut tentunya menjadi kepuasaan dan kebanggaan tersendiri. Berdasarkan kepada hal tersebut, maka KPLJ telah dapat membongkar stagnasi literasi. Ibarat pelumas, berhasil menggerakkan kembali onderdil-onderdil mesin yang macet, dan ibarat bahan bakar, mampu menghidupkan kembali mesin-mesin yang sudah lama tidak dihidupkan.

Walau demikian, tidak tertutup kemungkinan, para warga KPLJ yang biasa menulis di Grup WA KPLJ suatu saat mengalami kejenuhan, ingin sejenak beristirahat, atau ada pekerjaan lain yang mendesak untuk diselesaikan, sehingga relatif kurang aktif di grup.

Sejenak beristirahat atau sejenak vakum merupakan hal yang bisa ditengah padatnya rutinitas pekerjaan, karena anggota KPLJ juga bukanlah orang-orang yang kurang pekerjaan, tetapi pada umumnya mereka adalah orang-orang yang memiliki kesibukan yang padat. Keaktivan mereka di grup WA KPLJ, merupakan wujud rasa cinta, kepedulian, dan rasa memiliki yang tinggi terhadap KPLJ, karena kalau tidak dilandasi hal tersebut, tidak mungkin membuang-membuang waktu, tenaga, dan kuota hanya untuk nongkrong di grup WA KPLJ.

Bagi para warga setianya, setiap hari KPLJ memunculkan hal-hal yang baru, unik, dan menarik, sehingga selalu mengundang penasaran, dan merasa rugi kalau tertinggal banyak chat. Budaya menulis memang belum sepenunya tumbuh pada warga KPLJ, tetapi mereka tetap membaca dan mengikuti dalam sunyi (silent reader).Hal tersebut tidak menjadi masalah. Yang penting adalah pelajaran yang dapat mereka ambil. Baru sebatas itulah bentuk partisipasinya.

Walau demikian, kedepan, aktivitas dan partisipasinya diharapkan semakin meningkat dan mampu melahirkan karya-karya yang akan menjadi jejak sejarah baginya. Tembok-tembok stagnasi literasi semoga dapat segeraa runtuh. Lorong-lorong kreativitas yang tersumbat semoga dapat segera dialiri ide-ide yang segar. Hal ini dapat dilakukan dengan semangat dari anggota, saling memotivasi, dan saling mengapresiasi antar warga KPLJ.

Suasana kebersamaan dan minat yang sama dalam menggerakkan budaya literasi menjadi energi untuk maju dan berprestasi bersama tanpa ada label senior dan junior, dan tanpa ada label pakar atau pemula. Prinsipnya, pemula harus banyak belajar, dan pakar harus banyak berbagi sehingga terjadi saling melengkapi.

Hingar bingar guru menulis dan menerbitkan guru menjadi peluang bagi KPLJ untuk membongkar stagnasi literasi sekaligus menjembatani penerbitan buku-buku karya mereka. Keberadaan KPLJ harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para anggotanya. Mari bongkar stagnasi literasi bersama KPLJ.

Penulis, Ketua Komunitas Pegiat Literasi Jabar (KPLJ)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun