Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Islam dan Komunikasi Efektif

1 Juli 2016   00:00 Diperbarui: 1 Juli 2016   00:50 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunikasi efektif (Ilustrasi: shutterstock.com)

Komunikasi adalah bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari pemberi pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Komunikasi dapat dilakukan secara lisan (verbal), tulisan, atau melalui simbol-simbol.

Suatu kelompok masyarakat membutuhkan komunikasi sebagai sarana penyampaian pesan. Komunikasi menjadi media manusia dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesamanya. Dengan demikian, kedudukan komunikasi sangat penting dalam pergaulan masyarakat. Melalui komunikasi yang baik, akan lahir kehidupan yang rukun, saling menghormati, dan saling menghargai. Sedangkan jika tidak terjalin komunikasi yang baik, maka akan menyebabkan miskomunikasi. Banyak kasus atau gejolak sosial yang terjadi di masyarakat karena adanya kesalahpamahan atau miskomunikasi. Dengan kata lain, komunikasi menjadi ruh dalam sebuah relasi sosial.

Selian komuniaksi secara tatap muka, di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi seperti saat ini, komunikasi dapat dilakukan dengan sangat mudah. Dengan menggunakan smartphone,orang-orang dapat berkomunikasi dimanapun dan kapanpun. Apalagi dengan adanya media sosial, orang dari berbagai penjuru dunia dapat terhubung.

Islam adalah agama yang mengatur setiap aspek kehidupan manusia, termasuk masalah komunikasi. Islam mengajarkan tentang pentingnya etika komunikasi yang baik dalam pergaulan antar manusia sehingga tercipta masyarakat yang rukun dan damai. Dwi Suwiknyo dalam bukunya yang berjudul Cara Mudah Memikat Hati Orang Lain (2015) menyampaikan prinsip atau rumus  “6B” dalam berkomunikasi berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam, yaitu; (1) berkata benar (qaulan sadiidan),(2) berkata jelas (qaulan baliighan),(3) berkata baik (qaulan ma’ruufan),(4) berkata hormat/ mulia (qaulan kariiman),(5) berkata lembah lembut (qaulan layyiinan),dan (6) berkata pantas (qaulan maisyuuron). Berikut adalah penjelasan dari enam prinsip tersebut.

Berkata Benar (Qaulan Sadiidan)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar (qaulan sadiidan), niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu...”(QS Al-Ahzab : 70).

Berkata yang benar adalah gambaran dari pribadi manusia yang jujur. Perkataan yang benar akan mampu membangun kepercayaan karena dia tidak bohong. Berkata benar akan meningkatkan kredibilitas seseorang. Orang yang suka berkata benar akan banyak disukai oleh orang lain. Berkata benar juga akan menyelamatkan manusia dalam menjalani kehidupannya, walau kadang berkata benar itu pahit rasanya.

Berkata benar adalah sebuah nilai yang universal, berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun. Seorang pembohong pun, tidak mau dibohongi oleh orang lain. Hal itu menunjukkan bahwa kebenaran adalah hal yang bersifat mutlak dan perlu dilakukan oleh siapapun.

Berkata Fasih (qaulan balighan)

“Mereka adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka,”(QS An-Nisa : 63).

Kata-kata yang jelas adalah kata yang terang benderang, tidak mendua arti atau ambigu. Kata-kata yang jelas akan mudah dipahami oleh penerima pesan. Berkaitan dengan hal tersebut, Saya teringat sebuah iklan. Pada iklan tersebut ada kasus kesalahpahaman dalam mengartikan sebuah kata, yaitu kata nyalon. Kata ini kalau tidak dipahami dengan baik atau dikaitkan dengan kata yang lain dapat bermakna ambigu, yaitu dapat diartikan pergi ke salon atau mencalonkan diri menjadi seorang pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun