Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Pecinta dan Pemburu Buku

23 April 2017   00:13 Diperbarui: 23 April 2017   12:00 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kapan buku terbaru terbit pak?” pertanyaan tersebut meluncur kepada Saya dari seorang ibu yang menjadi peserta pelatihan yang Saya isi. Saya menjawab “Bukunya masih dalam proses terbit bu. Semoga dalam satu atau dua mingu bisa terbit.” Oh iya. Saya tunggu ya Pak. Mohon nama saya dicatat ke daftar pemesan buku. Saya sudah tidak sabar membaca buku Bapak yang terbaru.” Sahutnya, sambil menampakkan wajah penuh semangat. “Iya bu akan Saya akan catat, dan nanti Saya kasih kabar jika bukunya sudah terbit.” Jawabku sambil berupaya meyakinkannya.

Sebagai penulis, senang rasanya punya fans yang menunggu buku karya Saya terbit. Yang Saya tahu, memang ibu tersebut telah memiliki beberapa judul buku Saya. Dia selalu bersemangat memesan buku-buku terbaru Saya. Alhamdulillah, mungkin buku-buku  karya saya bermanfaat baginya, gaya penyajian dan bahasanya pun mudah dipahaminya. Hal tersebut tentunya menjadi motivasi bagi Saya untuk terus berkarya  dan memberikan manfaat khususnya bagi insan-insan pendidikan.

Saya salut terhadap sang ibu tersebut yang nampaknya pencinta ilmu dan pemburu buku. Dia tampak haus dengan wawasan-wawasan baru yang menunjang melaksanakan tugasnya sebagai guru. Sebagai seorang guru profesional, dia sadar akan kewajibannya untuk meningkatkan profesionalismenya, diantaranya dengan banyak membaca buku.

Saya berani mengatakan bahwa guru-guru pecinta buku jumlahnya masih relatif sedikit. Pergaulan keseharian Saya dengan guru-guru khususnya di Jawa Barat, baik pada pada saat pelatihan maupun di dunia maya menajadi bekal bagi Saya untuk mengenal berbagai karakter guru yang kalau Saya pilah menjadi dua, ada guru pecinta buku dan guru yang belum mencintai buku.

Guru yang mencintai buku, dia akan berburu buku-buku terbaru baik ke toko buku, pesan secara online,maupun pesan secara langsung kepada penulisnya langsung. Sang guru pecinta buku rela menyisihkan dana untuk membeli buku karena baginya membeli buku bukanlah pengeluaran, tetapi investasi.

Dengan hanya beberapa puluh ribu rupiah, banyak ilmu yang didapatkan dari hasil karya para penulis yang telah menulis dengan susah payah.  Baginya, membeli buku adalah “jajan awet” dan sangat bermanfaat. Buku-buku koleksinya merupakan harta yang suatu saat dapat dia jual kembali ketika sudah bosan membacanya atau diwariskan kepada anak-cucunya. Sedangkan bagi yang belum mencintai buku, dia kurang tertarik belanja buku, akan berpikir berkali-kali untuk membeli buku. Bahkan diberi buku pun suka jarang dibaca sampai tuntas dengan berbagai alasan.

Bagi Saya, guru sang pemburu buku disamping sosok pembelajar juga sosok yang menghargai dan memuliakan penulis, karena penulis tidak ada artinya tanpa adanya pembaca karya-karyanya. Kepuasan sang penulis bukan hanya berapa jumlah eksemplar buku yang terjual, berapa keuntungan yang didapatkan, berapa banyak yang membaca bukunya, tetapi sejauh mana karyanya tersebut mampu memotivasi dan menginspirasi para pembacanya. Dengan kata lain, hasil pemikirannya tersebut berdampak terhadap perubahan masyarakat.

Guru pemburu buku selalu menunggu kapan ada pameran buku, karena dia sudah siap menyusuri stand demi stand pameran, mencari buku yang dia butuhkan dan dia sukai, dan terlebih lagi akan sangat senang jika ada diskon, karena bisa menghemat biaya membeli buku.

Bagi guru pemburu buku, tidak ada istilah buku cetakan lama atau cetakan baru, tetapi baginya sebuah buku akan diperlakukan sebagai buku baru ketika buku tersebut belum dibaca. Bahkan justru kadang dari buku-buku lama banyak didapatkan ilmu-ilmu yang tidak dibahas pada buku baru.

Guru pemburu buku adalah pegiat literasi sejati. Walau kadang karena kesibukannya, ada buku yang telah lama dibelinya belum dibaca, bahkan segelnya pun masih utuh. Hal tersebut tidak menjadi masalah. Minimal dia sudah memiliki stok buku yang suatu saat akan dibutuhkan, karena adanya kalanya membaca sesuatu kebutuhan atau mengambil skala prioritas.

Guru pemburu buku akan menjadi warna tersendiri dalam dunia literasi. Dia telah menyemarakkan dunia literasi dengan aktif membeli buku, berbagi rezeki dengan penulis, apalagi penulis yang menerbitkan buku secara indie, dimana biasanya sudah memiliki sasaran pembaca dari segmen tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun