Oleh Idris Apandi
(Praktisi Pendidikan)
Secara umum pembelajaran yang menyenangkan dibayangkan atau ditafsirkan sebagai pembelajaran yang riang gembira penuh suka cita. Guru yang murid tertawa bersama. Selain itu, dalam suasana yang gembira, juga ada hiburan, ada ice breaker, ada adegan jingkrak-jingkrak, menari dan bernyanyi, dan sebagainya. Pandangan ini adalah sebuah keliru/miskonsepsi dan harus diluruskan. Â
Pembelajaran yang menyenangkan tidak selalu identik dengan pembelajaran yang penuh dengan hiburan, permainan, atau banyak tertawa terbahak-bahak sepanjang pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang prosesnya "dinikmati" baik oleh guru maupun oleh murid dari awal sampai dengan akhir.Â
Selama proses pembelajaran berlangsung mungkin saja guru dan murid tertawa, tetapi bisa saja mereka tertawa bukan karena "menikmati" proses pembelajaran. Bisa jadi penyebabnya hal lain, seperti menertawakan hal lucu di luar konteks pembelajaran. Atau juga mungkin tertawa karena ada temannya yang terpeleset di kelas atau penampilannya memancing untuk ditertawakan.
Dalam pembelajaran yang menyenangkan terjalin interaksi dan komunikasi yang  interaktif antara guru dan murid. Pembelajaran bisa saja berjalan serius tetapi santai dan bermakna.Â
Murid mengikuti pembelajaran dengan fokus dan sungguh-sungguh sehingga tidak terasa waktu pembelajaran dari menit pertama sudah sampai ke menit terakhir. Murid-murid asik melakukan praktik, mengerjakan proyek, atau eksperimen selama pembelajaran. Saat murid berhasil menyelesaikan sebuah proyek dan mendapatkan apresiasi dari guru dan teman-temannya, maka hal ini akan menjadi pembelajaran yang menyenangkan baginya.
Interaksi dalam pembelajaran bukan hanya antara guru dan murid, tetapi juga interaksi antara murid dengan murid, murid dengan bahan ajar/sumber belajar, dan murid dengan lingkungan sekitar. Jika ada satu saja hal yang kurang berjalan dengan baik, maka pembelajaran akan membosankan.
Pembelajaran yang menyenangkan pun dipengaruhi oleh minat murid terhadap materi pelajaran, penampilan dan cara guru menyampaikan materi, penilaian murid terhadap guru, dan lingkungan tempat belajar.Â
Kalau murid memang berminat pada mata pelajaran tertentu, maka dia semangat belajar. Sebaliknya, jika yang bersangkutan tidak senang terhadap materi tertentu, maka akan sulit terbangun pembelajaran yang menyenangkan.
Lalu bagaimana dengan ice breaker? Apakah ice breaker tidak berguna dalam membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan?Â