Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penguatan Literasi dan Numerasi Melalui Analogi "Perjalanan"

1 September 2021   09:34 Diperbarui: 1 September 2021   09:46 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dengan kata lain, literasi dan numerasi sebenarnya bukan hal baru, karena sangat dekat dan sangat sering digunakan dalam kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan. Hanya saat ini, kemampuan literasi dan numerasi, khususnya bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK fokus untuk ditingkatkan oleh Kemendikbudristek melalui Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).

Mengapa? karena berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilaksanakan oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) tahun 2018, pada kompetensi membaca, Indonesia berada pada urutan 72 dari 77 negara, pada kompetensi matematika, berada pada urutan 72 dari 78 negara, dan pada kompetensi sains, berada pada urutan 70 dari 78 negara (Kompas, 05/04/2020).

Dalam pembelajaran, guru diupayakan untuk mendesain pembelajaran yang menguatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik. Intinya, pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran yang menantang dan menyenangkan bagi peserta didik.

 Guru mengarahkan peserta didik untuk mampu berpikir kritis (critical thinking) dan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).

Agar materi pembelajaran, khususnya terkait penguatan literasi dan numerasi mudah dipahami oleh peserta didik, maka guru perlu menjelaskan materi dengan bahasa yang sederhana, menggunakan stimulus atau contoh yang kontekstual dan dekat dengan kehidupan peserta didik, atau bisa juga menggunakan analogi seperti yang saya contohkan di atas. 

Intinya, analogi tersebut menggambarkan bahwa literasi sangat erat dengan kehidupan peserta didik dan bermanfaat bagi mereka sebagai dasar untuk mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui analogi yang sederhana, peserta didik akan melihat literasi dan numerasi bukan sebagai beban dalam pembelajaran, tetapi menjadi hal yang perlu dan menyenangkan untuk dipelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun