Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kapan Pandemi Ini akan Berakhir?

8 Juli 2021   00:22 Diperbarui: 8 Juli 2021   00:30 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KAPAN PANDEMI INI AKAN BERAKHIR?

Oleh: IDRIS APANDI

 

Pertanyaan tersebut sudah banyak terdengar disampaikan oleh banyak orang mengingat pandemi Covid-19 yang telah terjadi selama 2 tahun telah sangat berdampak terhadap kehidupan masyarakat. Pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab dengan mudah atau dijawab dengan pasti. Jangankan orang awam, selevel ahli kesehatan, ahli virus, ahli kesehatan lingkungan, atau ahli yang masih ada kaitannya dengan pandemi pun tidak bisa menjawab secara pasti. Begitu pun dengan pemerintah. Pihak pemerintah hanya bisa melakukan berbagai upaya untuk mengatasi pandemi dan mengantisipasi agar pandemi tidak semakin parah.

Covid-19 adalah pandemi global. Bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di berbagai negara di dunia. Awal Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ada 2 warga negara Indonesia yang pulang dari luar negeri yang terpapar Covid-19 dan hingga saat ini kasus Covid-19 terus meningkat. Bahkan varian Delta telah masuk ke Indonesia dengan dampak yang lebih ganas. Hingga 7 Juli 2021 tercatat kasus Covid sebanyak 2.379.397 terkonfirmasi, sebanyak 343,101 kasus aktif, sebanyak 1.973.388 pasien sembuh, dan 62.908 meninggal. (sumber : covid19.go.id, 07/07/2021, Pkl. 23.00 WIB).

Selama 3 minggu ini, jumlah kenaikan kasus Covid-19 sangat mencengangkan. Dalam satu hari muncul 24 ribu kasus. Daya tampung rumah sakit sudah melewati standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu sebanyak 60% dari total kapasitas, bahkan sudah penuh. Dampaknya banyak pasien yang kesulitan mendapatkan ruang perawatan. Banyak pasien yang terpaksa dirawat di selasar rumah sakit dan itu pun ternyata masih kurang. Tenda-tenda dan rumah sakit lapangan dibangun untuk menangani membludaknya pasien Covid-19.

Tenaga kesehatan (nakes) sudah kewalahan menangani pasien Covid-19. Bahkan ratusan nakes gugur saat melaksanakan tugas. Banyak rumah sakit yang kekurangan oksigen medis. Dampaknya, banyak pasien yang tidak tertolong. Bahkan di sebuah rumah sakit ada puluhan orang pasien Covid-19 yang meninggal karena tidak mendapatkan oksigen. Ambulan hampir setiap jam membawa pasien atau jenazah. Tempat pemakaman sudah semakin sempit. Petugas pemakaman terbatas. Puluhan jenazah yang akan dimakamkan pun "mengantre" giliran untuk dimakamkan.

Hal tersebut menjadi sebuah tragedi kemanusiaan yang menyayat hati. Namun ironisnya, masih ada pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari suasana yang menyedihkan ini. Ada oknum-oknum yang mencoba memainkan harga obat-obatan dan pasokan tabung oksigen medis. Tingginya permintaan terhadap tabung oksigen menyebabkan kelangkaan dan harganya naik berlipat-lipat. Masyrakat yang memerlukan tabung oksigen untuk isolasi mandiri kesulitan mendapatkannya dan kalau pun menemukan tempat penjualan oksigen medis, terpaksa harus mengantre berjam-jam.

Panic buying pun sempat terjadi. Sekelompok orang berebut membeli susu yang dipercaya bisa mencegah Covid-19. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran yang berlebihan dan rendahnya literasi masyarakat terkait dengan susu yang bisa digunakan untuk mencegah Covid-19. Padahal jenis susu lain pun, kandungan gizinya sama.

Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya dalam menangani pandemi ini. Pada saat kasus Covid-19 mengalami kenaikan seperti saat ini, pemerintah mengambil kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. Berbagai aktivitas masyarakat mulai dari aktvitas ekonomi, perkantoran, sosial, pendidikan, dan ibadah diatur dengan ketat. Tujuannya untuk menekan jumlah kasus Covid-19. Upaya ini pun perlu dukungan masyarakat dengan menaatinya.

Di atas saya sudah sampaikan bahwa Covid-19 adalah pandemi global. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia menjadi bagian dari upaya global dalam melawan penyebaran Covid-19. Ada negara seperti Singapura dan Inggris yang menyatakan akan hidup berdampingan dengan Covid-19. Menganggap flu yang muncul sebagai salah satu gejala Covid-19 sebagai flu biasa saja. Virus-virus yang telah ada jauh sebelum Covid-19 pun telah ada, seperti virus ebola, virus malaria, virus HIV, dan virus flu burung masih ada hingga saat ini dan "berdampingan" dengan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun