Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pancasila sebagai Inspirasi Solusi di Masa Pandemi

4 Juli 2021   15:10 Diperbarui: 4 Juli 2021   15:14 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PANCASILA SEBAGAI INSPIRASI SOLUSI DI MASA PANDEMI

Oleh: IDRIS APANDI

(Penulis Buku Strategi Muwujudkan Karakter Pelajar Pancasilais)

Sudah berjalan 2 tahun Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Bahkan saat ini perkembangannya semakin mengkhawatirkan. Covid-19 jenis Delta sudah masuk ke Indonesia. Kasus Covid-19 meningkatkan tajam. Rumah sakit hampir penuh bahkan ada yang sudah penuh. Tidak bisa lagi menampung pasien. Tenda-tenda dan rumah sakit lapangan didirikan untuk mengatasi kekuarangan ruang perawatan pasien. Persediaan oksigen di rumah sakit semakin menipis karena banyaknya pasien yang dirawat. Masyarakat pun susah payah mencari toko yang menjual oksigen dan antre lama untuk membelinya. Kondisi ini tentunya memprihatinkan.

Tenaga kesehatan (dokter dan perawat) pun sudah kewalahan merawat pasien. Bahkan puluhan nakes gugur saat melaksanakan tugas. Rumah sakit ada yang kekurangan nakes sehingga diperlukan peran para relawan. Peningkatan kasus Covid-19 pun dirasakan dampaknya oleh petugas ambulan dan petugas penggali makam. Walau mereka sudah bekerja sangat keras. Jenazah yang harus dimakamkan harus "mengantre" karena kekurangan petugas pemakaman.

Hampir setiap hari ada kabar di media sosial dan pengeras suara di lingkungan pemukiman warga ada orang yang meninggal karena Covid-19. Suara sirine ambulan sering terdengar wara-wiri mengantarkan pasien atau jenazah. Kondisi seperti ini sudah cukup mengkhawatirkan. Ada ahli yang berpendapat bahwa Indonesia saat ini memasuki "gelombang kedua Covid-19" bahkan ada yang menyebutnya sedang mengalami "Tsunami Covid-19" mengingat jumlah kasus Covid-19 naik tajam. 1 hari bisa mencapai 24 ribu kasus secara nasional.

Kondisi seperti ini sudah sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, pemerintah menginjak "rem darurat" melalui Pemberlakukan Pemberlakuan Kegiatan (PKKM) darurat. Berbagai kegiatan masyarakat, perdagangan, perkantoran, pendidikan, dan aktiivtas ibadah diatur (kembali) secara ketat untuk mencegah semakin banyaknya kasus Covid-19. Sejak pandemi ini muncul tahun 2020, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, tetapi upaya tersebut perlu disertai dengan penegakkan aturan dan ketaatan masyarakat mematuhi protokol kesehatan (prokes) sehingga berbagai upaya tersebut terasa dampaknya.

Pandemi Covid-19 dampaknya sangat luar biasa terhadap bidang kehidupan. Anggaran negara terkuras sangat besar untuk penanganan pandemi. Begitu pun perekonomian masyarakat terpukul. Banyak buruh pabrik PHK dan dirumahkan, mall banyak yang tutup, dan banyak usaha banyak yang bangkrut. Kondisi seperti ini tentunya membuat miris. Negara berkewajiban untuk memastikan masyarakatnya dapat tetap hidup. Bukan hal yang mudah bagi pemernitah yang di satu harus menangani masyarakat yang terkena Covid-19 dan di sisi lain harus bisa memastikan ekonomi masyarakat tetap berjalan. Siapa pun pemimpinnya, pasti akan menghadapi dilema seperti itu.

Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan ideologi bangsa. Dalam konteks penanganan pandemi Covid-19, menurut saya, Pancasila perlu menjadi inspirasi bagi pemerintah dan semua bangsa Indonesia dalam mencari solusi dari pandemi yang saat ini terjadi. Pancasila berisi filosofi dan nilai-nilai yang sangat luar biasa. Nilai-nilai tersebut telah ada, hadir, dan dilaksanakan sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit hingga diramu oleh para pendiri bangsa menjadi dasar NKRI dengan nama Pancasila.

Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Penanganan Covid-19 selain menggunakan cara-cara yang bersifat duniawi seperti penanganan dari tenaga kesehatan, pemberian vaksin, menjaga kesehatan, dan menerapkan prokes, juga disertai dengan semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan TME, meningkatkan ibadah, banyak berdoa, banyak memohon ampunan pada-Nya. Dialah Dzat yang menciptakan wabah dan Maha Kuasa untuk menghilangkannya.

Manusia adalah makluk yang lemah. Manusia hanya bisa berikhtiar. Setinggi apapun ilmu pengetahuan dan secanggih apapun teknologi yang dimilikinya untuk menghentikan wabah, tidak akan dapat melakukannya tanpa izin dari-Nya. Oleh karena itu, momen pandemi ini harus menjadikan manusia mengintrospeksi dirinya. Bersimpuh meminta petunjuk, kekuatan, dan berharap ampunan-Nya. Alangkah baiknya jika pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk "mengetuk pintu langit", berdoa bersama di tempat masing-masing. Pembatasan aktivitas tempat ibadah tidak perlu menjadi alasan untuk mengurangi ibadah dan doa kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun