Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hindari Membahas 6 Hal agar Kumpul Keluarga Saat Lebaran Kondusif

14 Mei 2021   08:56 Diperbarui: 14 Mei 2021   15:22 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lebaran Idul Fitri di tengah pandemi Covid-19.(SHUTTERSTOCK/Creativa Images)

HINDARI MEMBAHAS 6 HAL BERIKUT AGAR KUMPUL KELUARGA SAAT LEBARAN KONDUSIF

Oleh: IDRIS APANDI

Kumpul keluarga merupakan salah satu kegiatan yang menyertai perayaan idulfitri. Pada umumnya berkumpul di rumah orang tua atau atau anggota keluarga yang dituakan. Bagi orang tua yang memiliki beberapa orang anak yang telah berkeluarga adalah sebuah kesenangan kalau semua anaknya dan cucunya bisa berkumpul pada hari bahagia tersebut. Acara makan-makan, sungkeman, dan pembagian "salam tempel" menjadi tradisi yang menyertai acara kumpul keluarga.

Pada saat kumpul keluarga tersebut, tentunya ada bincang-bincang diantara anggota keluarga. Agar acara kumpul keluarga bisa berlangsung kondusif, ada beberapa hal yang perlu dihindari menjadi topik obrolan. Pertama, jangan membahas urusan harta benda, karena setiap orang kondisinya berbeda. Ada yang kondisi beruntung, memiliki  banyak harta dan ada juga yang kondisinya kurang beruntung.

Kedua, jangan membanding-bandingkan pekerjaan, karena pekerjaan setiap orang berbeda, tidak akan nyambung, kecuali bagi yang memiliki pekerjaan atau profesi yang sama, mungkin masih bisa, walau sebaiknya tidak membahas masalah pekerjaan. Lebih baik membahas hal yang sifatnya ringan-ringan atau hal yang berbau humor. 

Membanding-bandingkan masalah pekerjaan menjadi hal yang menyakitkan bagi anggota keluarga yang masih menganggur atau korban PHK. Jika ada anggota keluarga yang masih menganggur, maka doakan agar segera dapat pekerjaan, yang di-PHK agar dapat memiliki pekerjaan kembali, bahkan kalau ada info lowongan kerja, beri informasinya agar ditindaklanjuti oleh saudara yang menganggur.

Ketiga, jangan membanding-bandingkan urusan anak atau keturunan, karena setiap anak memiliki karakter yang beragam. Adalah hal yang normal jika orang tua senang dan bangga terhadap prestasi atau kesuksesan anaknya dan membicarakannya di depan saudara-saudaranya, tapi alangkah bijaknya jika hal tersebut tidak dibicarakan, karena belum tentu saudara-saudaranya memiliki anak yang sukses dan berprestasi karena masih proses berjuang untuk mewujudkannya. Membicarakan urusan anak atau keturunan juga akan menyakitkan bagi anggota yang lain yang belum dikaruniai anak. Dia akan merasa minder atau kurang percaya diri di hadapan anggota keluarga yang lainnya.

Keempat, jangan membicarakan urusan utang piutang. Mungkin saja ada yang anggota keluarga yang meminjam uang atau berutang kepada saudaranya. Walaupun hutang wajib dibayar, tetapi tidak perlu dibahas pada acara pertemuan keluarga untuk menjaga agar tidak ada yang merasa dipermalukan. Walau demikan, yang berutang harus lebih peka dan tahu diri dengan cara menyampaikan secara pribadi (japri) kepada saudara yang meminjaminya uang bahwa dia belum bisa membayar hutang disertai dengan alasannya serta menegaskan kapan utang akan dilunasi.

Kelima, jangan membahas soal jodoh, apalagi jika diantara anggota keluarga ada yang belum belum mendapatkan jodoh alias jomblo supaya dia tidak minder atau merasa rendah diri di hadapan anggota keluarga yang lain. Jangan sampai ada pertanyaan "kapan nikah?", "kapan kamu bawa pasangan?", dan sebagainya karena hal tersebut akan membuat orang yang ditanya merasa kurang nyaman. Bagi orang tertentu, urusan jodoh bukan hal yang mudah karena masih fokus membangun karir, merasa belum ada yang cocok, atau merasa kurang percaya diri untuk mencari jodoh karena kondisi yang bersangkutan. Hal yang perlu dilakukan adalah mendoakannya agar dia cepat dapat jodoh.

Keenam, jangan bertanya terkait studi, misalnya "kapan mau sidang skripsi?", "kapan mau lulus kuliah?", dan sebagainya karena bisa menyebabkan orang yang ditanya menjadi bad mood.  Mungkin tujuan dari pertanyaan tersebut untuk memotivasi atau hanya sekadar bertanya, tetapi bagi orang yang ditanya, pertanyaan tersebut merupakan sebuah pertanyaan yang kurang nyaman didengarkan.

Saat acara kumpul keluarga, hal yang paling nyaman dibicarakan antara lain seputar nostalgia masa kecil, bicara tentang hobi, harapan-harapan ke depan, bertanya kabar saudara-saudara yang jauh yang tidak bisa berkumpul bersama, misalnya melalui video call, obrolan ringan, bercanda sambil menikmati hidangan lebaran sehingga suasana kumpul keluarga tetap kondusif. Tidak ada anggota keluarga yang masuk kamar (menghindar), mendadak menjadi pendiam, atau raut wajahnya menjadi berbeda.

Semoga lebaran tetap memancarkan aura kebahagiaan bagi semua anggota keluarga, saling memaafkan, saling mendoakan, saling menguatkan jika kebetulan ada anggota keluarga yang kehidupannya sedang terpuruk. Jika ada anggota keluarga yang kehidupannya sedang menanjak, alangkah baiknya juga untuk berbagi dengan saudara-saudaranya yang kurang beruntung sehingga semua anggota keluarga bisa merasakan berkah lebaran. Wallaahu a'lam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun