Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pandemi, Guru, dan Literasi Digital

14 November 2020   22:41 Diperbarui: 17 November 2020   14:49 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembelajaran lewat webinar guru(DOK. EDUVERSAL)

Pandemi Covid-19 yang telah terjadi di Indonesia selama 9 (sembilan) bulan berdampak terhadap berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Kegiatan pembelajaran tatap muka ditutup sementara dan diganti dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). 

Pada awal kebijakan ini diberlakukan, para guru cukup banyak kebingungan dan mengalami tantangan terkait dengan kegiatan PJJ, khususnya dalam hal pemanfaatan aplikasi dan media pembelajaran dalam jaringan (daring/online), tetapi dalam perkembangannya, mereka sudah bisa beradaptasi, walau tingkat kecepatan adaptasi beragam, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Intinya, ada semangat guru untuk berubah, menyesuaikan diri, dan meningkatkan kemampuannya dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. 

Dengan dengan kata lain, ada berkah dibalik musibah Covid-19, yaitu guru didorong untuk menjadi pemelajar. Hal ini dilakukan agar mereka tetap bisa memberikan layanan pendidikan kepada para peserta didiknya.

Di masa pandemi, para guru terpacu mengikuti kegiatan peningkatan profesi secara daring melalui berbagai webinar. Untuk mengikutinya, tentunya mereka terlebih dahulu harus melek berkaitan dengan perangkat yang diperlukan seperti aplikasi Zoom, Webex, Google Meet, atau Microsoft Teams. Mau tidak mau, mereka harus bisa mengoperasikannya. 

Aplikasi tersebut bukan hanya digunakan untuk mengikuti webinar, tetapi juga untuk kegiatan belajar secara daring dengan para peserta didiknya yang dapat mengikutinya, karena ada juga peserta didik yang tidak dapat mengikuti pembelajaran secara daring karena terkendala sarana dan prasarana serta akses internet.

Pandemi Covid-19 telah banyak mereformasi pola pikir guru, dari yang awalnya senang berada di zona nyaman, menjadi berani keluar dari zona nyaman agar mampu beradaptasi dengan kondisi PJJ dimana salah satunya menggunakan moda daring. Saat ini banyak aplikasi teknologi yang bisa digunakan untuk mendukung pembelajaran. 

Tinggal dipelajari cara memanfaatkannya. Kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK tersebut akan bermanfaat bukan hanya pada masa pandemi ini, tetapi juga dapat digunakan saat pandemi sudah usai.

Era digital identik dengan pemanfaatan TIK. Hal ini bukan hanya berlaku untuk bidang pendidikan saja, tetapi juga berlaku untuk semua bidang kehidupan. Teknologi memang ibarat pisau bermata dua bagi manusia. 

Di satu sisi bisa membantu manusia dalam melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien, sedangkan di sisi lain, teknologi bisa juga menjadi "ancaman" terhadap manusia. Banyak pekerjaan yang awalnya dikerjakan oleh manusia digantikan oleh mesin atau teknologi. 

Dampaknya manusia banyak yang menganggur. Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dibuat oleh manusia justru digunakan untuk mengendalikan pekerjaan atau aktivitas manusia. Pekerjaan di industri-industri ada yang sudah diawasi oleh robot. Kinerjanya pun dinilai oleh robot (sistem digital).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun